Maybank Catat Laba Bersih 2021 Sebesar RM8,10 miliar, Didukung Provisi yang Rendah di Tengah Membaiknya Ekonomi Regional

 

Dividen interim kedua 30 sen per saham, payout dividen untuk setahun penuh menjadi 58 sen per saham atau total RM6,84 miliar

 

Ikhtisar Kinerja Setahun Penuh 2021 (Pertumbuhan tahun 2021 dibandingkan 2020)

  • Pendapatan berbasis dana naik 14,6% menjadi RM19,09 miliar
  • Fee based income bersih turun menjadi RM6,36 miliar dari RM8,11 miliar
  • Pendapatan operasional bersih naik 2,8% menjadi RM25,45 miliar
  • Biaya overhead naik tipis 2,6% menjadi RM11,52 miliar
  • Laba operasional sebelum provisi tumbuh 2,9% menjadi RM13,93miliar
  • Net impairment losses turun 36,6% menjadi RM3,23 miliar dari RM5,09 miliar
  • Laba sebelum pajak (PBT) naik menjadi RM10,89 miliar dari RM8,66 miliar
  • Laba bersih naik menjadi RM8,10 mliar dari RM6,48 miliar
  • Posisi likuiditas yang sehat dengan Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR) Grup sebesar 136,4%
  • Posisi modal yang kuat: rasio total modal 18,83% & rasio modal CET1 15,40%

 

Maybank, bank keempat terbesar di kawasan Asia Tenggara dari segi aset, mengumumkan pendapatan untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2021 (FY21) dengan laba sebelum pajak (PBT) naik 25,8% menjadi RM10,89 miliar, dibandingkan dengan RM 8,66 miliar pada tahun sebelumnya. Laba bersih naik 24,9% menjadi RM8,10 miliar dari RM6,48 miliar pada tahun sebelumnya.

Prospek kinerja ekonomi regional yang membaik turut mendukung pencapaian kinerja Maybank khususnya terhadap pendapatan operasional Grup, serta penurunan pada impairment losses sebesar 36,6%, sehubungan dengan langkah Grup menerapkan pencadangan provisi lebih awal (pre-emptive provisioning) dalam menghadapi potensi kredit macet dan investasi keuangan sejak pandemi 2020.

Pendapatan operasional bersih tumbuh 2,8% menjadi RM25,45 miliar, seiring pertumbuhan ekonomi Malaysia sebesar 3,1% di sepanjang 2021. Pencapaian tersebut didukung oleh peningkatan total pendapatan berbasis dana bersih sebesar 14,6% secara tahunan menjadi RM19,09 miliar yang dikontribusikan dari pertumbuhan kredit yang kuat dan perbaikan pada CASA (Current Account & Saving Account) secara signifikan, sehingga mendorong perbaikan pada marjin bunga bersih (NIM) yang naik 22 basis poin secara tahunan. Perbaikan marjin tersebut, sebagian terimbangi dengan penurunan fee based income bersih sebesar 21,6% menjadi RM6,36 miliar. Penurunan pada fee based income bersih dipicu terutama oleh kinerja pendapatan dari investasi yang menurun dan kerugian dari marked-to-market pada portofolio fixed income yang terjadi di lini bisnis asuransi sehubungan kenaikan yields.

Sementara, pertumbuhan biaya terkendali sebesar 2,6%, jauh di bawah pertumbuhan pendapatan Grup, sehingga mendorong peningkatan pada laba operasional sebelum provisi yang naik menjadi RM13,93 miliar dari RM13,54 miliar tahun lalu.

Kinerja Kuartal 4 2021

Di kuartal ke-empat 2021, Grup mencatat kenaikan laba sebelum pajak (PBT) sebesar 36,5% menjadi RM2,72 miliar dibandingkan pada tahun sebelumnya, didukung pertumbuhan ekonomi regional selama di periode tersebut.  Laba bersih tumbuh 33,8% menjadi RM2,06 miliar.

Tren serupa juga terlihat pada kinerja kuartalan dengan laba bersih yang tumbuh 22,1% menjadi RM2,06 miliar pada kuartal ke-empat 2021 dibandingkan RM1,68 miliar pada kuartal ketiga 2021 di mana net impairment losses turun 40,6% menjadi RM668,4 juta, sementara pendapatan operasional bersih tumbuh 2,4% menjadi RM6,30 miliar.

Pernyataan Maybank Chairman and Group President & CEO

Maybank Chairman, Tan Sri Dato’ Sri Zamzamzairani Mohd Isa mengatakan bahwa meskipun di tengah kondisi yang penuh tantangan akibat pandemi Covid-19 serta pemberlakuan pembatasan mobilitas masyarakat di tahun 2021, Grup masih mampu bertahan dan dapat membukukan kinerja yang baik. Hal ini didukung oleh langkah Grup dalam mengelola aset dan kewajiban secara disiplin, diikuti dengan penyaluran kredit dan pengelolaan aset yang berpedoman pada sikap kehati-hatian, serta mampu mengendalikan biaya dan memiliki tata kelola yang kuat.

“Perekonomian regional telah mulai berangsur pulih, ditandai dengan bergairahnya kembali aktivitas ekonomi yang didukung program vaksinasi yang efektif dan berbagai kebijakan yang akomodatif. Kami akan terus mengedepankan pengelolaan risiko khususnya terhadap kemungkinan terjadinya kembali kasus COVID-19 ke depan. Selain itu, kami telah menjalankan strategi M25 selama satu tahun ke belakang, dan optimis untuk tetap melanjutkan penerapan strategi tersebut di tahun ini, khususnya untuk tiga strategi utama yaitu digital, keberlanjutan dan penerapan nilai-nilai baru.”

Sementara, Group President & CEO Dato’ Sri Abdul Farid Alias mengatakan bahwa di 2021 Grup mampu membukukan kinerja yang lebih baik, didukung dengan strategi pengelolaan risiko yang mengedepankan prinsip kehati-hatian, terutama dalam penyaluran kredit dan menerapkan manajemen risiko sejak awal dimulainya pandemi. Hal ini adalah untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang bertanggung jawab dan memberikan nilai return yang baik bagi para pemegang saham.

“Ketahanan finansial kami merupakan perwujudan upaya Grup dalam memperkuat permodalan, likuiditas, kredit, dan menerapkan praktik manajemen risiko yang memadai di seluruh bisnis Grup selama beberapa tahun ke belakang. Melalui upaya tersebut kami mampu mengatasi pandemi dan menyediakan bantuan kepada nasabah yang membutuhkan. Di tahun 2022, kami akan tetap waspada terhadap pandemi, yang ditandai dengan meningkatnya kembali kasus Covid-19 baru-baru ini.

Namun demikian dengan program vaksinasi yang sudah bergulir, sebagian besar masyarakat sudah menerima vaksin dosis lengkap. Kami akan terus beradaptasi untuk hidup bersama di tengah bermunculnya berbagai varian baru virus. Di lain sisi, Maybank akan terus melanjutkan penerapan strategi M25 dalam rangka memberikan nilai yang lebih bermakna.”

Perkembangan M25
Melalui peluncuran strategi M25 pada 2021, Maybank berkomitmen untuk menyediakan akses finansial dan mendukung inklusi keuangan yang lebih luas bagi nasabah dengan memfasilitasi layanan transfer lintas batas secara real time antara Malaysia dan Singapura serta Kamboja, sambil melakukan penyederhanaan terhadap layanan perbankan untuk kebutuhan bisnis sehari-hari khususnya bagi nasabah Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui peluncuran Maybank2u Biz. Terkait peluang pertumbuhan di bidang digital, keberlanjutan, UKM dan wealth management, Maybank mencatat peningkatan pada permintaan kredit segmen UKM di seluruh bisnis Grup, termasuk solusi Islamic Wealth Management serta dana keberlanjutan  (ESG-centric) yang baru diluncurkan  pada 2021.
Maybank juga telah mengambil peran besar dalam mewujudkan komitmen keberlanjutannya, dengan menggelontorkan lebih dari RM13,6 miliar pada kategori keuangan berkelanjutan (sustainable finance), yang telah memberi manfaat bagi lebih dari 500.000 rumah tangga di seluruh ASEAN yang direalisasikan melalui berbagai program komunitas. Di samping itu, Grup kembali mendapatkan pengakuan dari Bloomberg terhadap Gender-Equality Index untuk kelima kalinya secara berturut-turut di tahun ini. Demkian juga, untuk emisi karbon Grup yang semakin mendekati posisi karbon netral pada 2030, di mana pencapaian ini akan menjadikan Grup sebagai bank pertama di Malaysia untuk mendapatkan Sertifikasi Energi Terbarukan Malaysia atau setara dengan standar emisi karbon Scope 2 Malaysia yaitu sampai dengan 70%.

Dukungan terhadap nasabah dalam rangka pemulihan yang berkelanjutan
Seiring dengan perekonomian yang berangsur pulih, Maybank akan terus memberikan dukungan finansial yang tepat guna bagi nasabah dan senantiasa mendampingi nasabah untuk dapat beradaptasi di dalam lingkungan bisnis dan usaha yang baru (new normal), sejalan dengan misi kami, Humanising Financial Services.

Pada 31 Desember 2021, Grup Maybank mengelola total kredit sebesar  RM82,9 miliar yang masuk ke dalam program repayment assistance dan restrukturisasi di seluruh regional yang mencakup nasabah ritel, non ritel UKM dan Business Banking. Dari total jumlah kredit yang dikelola melalui program tersebut, sebesar RM79,9 miliar berasal dari nasabah di Malaysia melalui berbagai program bantuan seperti PEMERKASA Plus, PEMULIH dan URUS

Di awal Februari 2022, nasabah peserta program pemulihan baik di Malaysia maupun di beberapa pasar utama lainnya mulai menunjukkan tren yang menurun seiring dengan perbaikan keuangan mereka yang mulai stabil. Nasabah Maybank di Malaysia yang membutuhkan dukungan finansial dapat mengajukan keikutseraannya melalui program URUS, yang masih dibuka sampai dengan 31 Maret 2022, khusus bagi nasabah kategori B50, atau melalui program restrukturisasi dan penjadwalan ulang, atau Maybank Repayment Assistance (MRA) yang akan berlaku seterusnya hingga dukungan program repayment lainnya berakhir.

Dividen
Direksi mengumumkan dividen interim single-tier kedua sebesar 30 sen per saham yang terdiri dari electable portion sebesar 7,5 sen per saham sesuai dengan dividen Reinvestment Plan. Total dividen menjadi 58 sen per saham selama setahun penuh dengan rasio payout sebesar 84,5% atau RM 6,84 miliar.

Kredit dan Simpanan
Total pertumbuhan kredit Grup mencapai 5,7% (gross) pada 31 Desember 2021, ditopang kenaikan kredit di Singapura sebesar 8,7% dan di Malaysia sebesar 4,1%, sementara kredit di Indonesia menurun sebesar 3,2%. Pertumbuhan kredit segmen Global Banking tercatat stabil di tiga pasar sementara kredit segmen Community Financial Services (CFS) bertumbuh dengan baik di Singapura dan Malaysia.
Seiring dengan strategi Grup untuk mempertahankan posisi likuiditas yang sehat dan memperkuat struktur pendanaan berbiaya rendah, total CASA Grup naik 17,2% didukung pertumbuhan CASA yang kuat di seluruh pasar. Rasio CASA Grup meningkat menjadi 47,1% pada Desember 2021 dari 42,8% pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan CASA yang kuat telah berkontribusi pada penurunan biaya dana (cost of funds) Grup dengan NIM naik 22 bps menjadi 2.32% pada Desember 2021.

Sementara, total dana simpanan nasabah Grup naik 6.5%, didukung pertumbuhan simpanan nasabah di Malaysia sebesar 10,2%, meskipun terdapat penurunan sebesar 6,9% di Singapura dan 0,4% di Indonesia sehubungan dengan strategi untuk mengurangi simpanan berbiaya tinggi, atau deposito berjangka.

Likuiditas & Kekuatan Permodalan
Maybank melanjutkan strategi untuk mempertahankan posisi likuiditas dan modal yang kuat, dengan rasio CET1 pada level 15,40% dan total rasio modal pada level 18,83% per 31 Desember 2021. Hal ini menjadikan Maybank sebagai salah satu bank dengan permodalan terbaik di regional. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio Grup berada pada posisi sehat tercatat sebesar 136,4%, jauh di atas ketentuan regulasi yaitu 100%.
                                                                                                                       
Kualitas Aset
Grup mencatat peningkatan pada kualitas aset dengan rasio Gross Impared Loans (GIL) turun 24 basis poin menjadi 1,99% pada Desember 2021 dari 2,23% pada tahun sebelumnya. Sementara, loan loss coverage naik 111,9% pada Desember 2021 dari 106,3% pada tahun sebelumnya sebagai dampak dari penambahan pencadangan provisi dan penghapusan sejumlah impaired loans di sepanjang 2021.

Maybank senantiasa mengawasi portofolio kredit secara ketat dan di saat yang sama melakukan pendekatan langsung ke nasabah yang mengalami tekanan finansial untuk mengelola komitmen nasabah secara efektif.

Pasar Utama
Maybank Indonesia membukukan Laba Bersih Setelah Pajak dan Kepentingan Non Pengendali (PATAMI) Konsolidasian sebesar Rp1,64 triliun untuk tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2021, naik 29,9% dari Rp1,27 triliun pada tahun sebelumnya. Kinerja tersebut didukung biaya provisi yang rendah, efisiensi biaya bunga dan biaya overhead, serta kinerja positif Unit Usaha Syariah (UUS), bertepatan dengan momentum perekonomian yang mulai berangsur pulih di Indonesia.

Penurunan cost of funds, atau biaya dana utamanya ditopang oleh pertumbuhan CASA yang kuat sebesar 18,5% menjadi Rp 54,26 triliun pada Desember 2021. Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih secara tahunan menurun disebabkan karena pertumbuhan kredit yang lebih rendah dan tren yield kredit (loan yield) yang menurun terkait restrukturisasi kredit akibat pandemi. Fee-based income turun disebabkan menurunnya  pendapatan fee transaksi global market dan mengimbangi pertumbuhan fee terkait wealth management. Meskipun demikian, Maybank Indonesia dapat membukukan kenaikan pada laba bersih yang didukung oleh penurunan pada biaya overhead sebesar 4,2% dan biaya provisi yang turun 25,8% menjadi Rp1,54 triliun, berkat upaya proaktif Bank dalam melakukan pencadangan provisi pada tahun sebelumnya.

********************

Diterbitkan oleh Maybank Group External Communications
Keterangan lebih lanjut, hubungi:
Wan Nazdy +6012 3517561 | Irwan +6019 2787719 | Rishvan +6012 2360024| Prakash +6019-2787625
Email: corporateaffairs@maybank.com