Tangkahan, Surga Tersembunyi Sumatera Utara

09 Januari 2019

Tangkahan merupakan salah sayi kawasan eco-tourism yang dikelola dengan baik di Indonesia. Lokasinya ada di kaki Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di Sumatera Utara. Ada banyak sekali aktivitas alam yang menantang bisa dilakukan di surga tersembunyi ini. Kita bisa menyaksikan orang utan, lalu mengendarai dan memandikan gajah, menyusuri hutan, sampai melihat bunga bangkai yang hanya mekar setahun sekali selama sekitar satu minggu - bila musimnya sesuai. Berikut ini beberapa hal yang pantang dilewatkan ketika berkunjung ke Tangkahan.

Pesta Durian

Kawasan Tangkahan punya area yang merupakan kebun durian. ratusan pohon berjajar rapi di sana dengan buah-buah durian matang pohon, ketika musimnya sesuai. Ketika melewati kebun durian, jangan lupa lari! Kalau berjalan, jangan heran kalau ada yang meneriaki “Kak… jangan jalan Kak. Lari kalau lewat kebun. Nanti kejatuhan durian.” Karena di Tangkahan, kejatuhan durian runtuh bisa berarti sesungguhnya.

Datangi salah seorang petani durian, dan minta beliau memilih beberapa hasil kebunnya yang sudah dipanen. Nikmati langsung durian di pondokan beliau sepuas-puasnya. Makan banyak durian di sini tidak akan terlalu menguras kantong karena harganya super duper murah. Sebagai gambaran, lebih dari 10 buah bisa tak sampai 100 ribu, untuk durian berukuran kecil.

Di dekat kebun durian, ada juga jembatan gantung yang sangat bagus untuk berfoto. Namun hati-hati ketika menyeberang, jembatan gantung tradisional ini hanya kuat menahan maksimal 10 orang dewasa.

Menunggang Gajah

Menunggang gajah adalah atraksi yang banyak diminati turis di Tangkahan. Mungkin ada yang bertanya, apa nggak kasihan gajah ditunggai untuk wisata? Menurut guide setempat, gajah-gajah ini memang gajah tunggangan. Biasanya dipakai petugas untuk patroli keliling hutan untuk menghindari pembalang kayu liar dan mereka dirawat, juga diajari dengan baik, agar tidak disakiti.

Gajah-gajah ini akan menunggu pengunjung di Sungai Batang, sungai utama di Tangkahan. Setelah semua penumpang naik, gajah-gajah akan mulai menyusuri sungai Batang yang arusnya cukup kencang, lalu naik ke daratan melewati pohon-pohon dan semak khas hutan tropis, kemudian masuk lagi ke sungai, begitu seterusnya. Rasanya seru sekali dan jelas sangat berbeda dengan pengalaman naik gajah di kebun binatang. Menunggang gajah di alam bebas dikelilingi sungai dan hutan, atmosfernya benar-benar memuaskan jiwa adventurous.

Setelah sekitar lebih dari 30 menit menunggang gajah, pengunjung akan sampai di rumah tempat gajah-gajah ini tinggal. Kadang, akan ada gajah kecil yang menyambut. Karena masih kecil, tingkahnya pun masih ceria dan suka mengajak bermain. Pengunjung harus hati-hati karena gajah-gajah muda ini masih belum tahu cara mengontrol kekuatannya, sehingga kadang ajakan bermain mereka bisa membahayakan manusia.

Jika sudah berada di rumah para gajah, pengunjung akan diberi kesempatan bermain dan memandikan mereka. Terkadang, mereka juga memandikan kami dengan menyemburkan air dari belalai. Setelah bermain dengan gajah, pengunjung akan diajak kembali ke area penginapan di Tangkahan dengan cara river tubing menggunakan rangkaian ban mobil. Seru sekali!

Bermain di Air Terjun Glugur

Air Terjun Glugur adalah air terjun dengan “kolam” alami yang sangat segar di Tangkahan. Di sini, bermain air akan dijamin tidak terasa karena kolamnya yang luas dengan kedalaman bervariasi. Air terjunnya pun tidak terlalu tinggi, sehingga tidak perlu khawatir kejatuhan batu dari atas. Selain itu, karena bebatuannya licin, pengunjung bisa juga main perosotan, walau harus tetap hati-hati.

Untuk menuju ke air terjun tersebut, pengunjuk akan kembali diajak melakukan river tubing. Perjalanan ke air terjun Glugur jadi seru karena melintasi sungai Batang dengan pemandangan di belakang adalah Gunung Leuser dihiasi langit biru berawan cantik plus tumbuhan-tumbuhan hijau. Indah sekali! Kalau beruntung, di tengah perjalanan, pengunjung bisa melihat berang-berang yang sedang membangun bendungan di pinggir sungai.

Sembari berenang, biasanya guide akan menata meja untuk makan siang. Meja ini dihiasi dengan bunga-bunga dan dedaunan yang diambil dari sekitar air terjun. Lalu disajikan bersama makanan rumahan yang sangat enak! Siap-siaplah menikmati makan siang paling memorable.

Tur Tanaman Hutan

Di Tangkahan, kita juga bisa memesan berbagai macam tur. Salah satu yang paling menarik adalah tur tanaman hutan. Dalam perjalanan mendaki bukit dan memasuki hutan hujan tropis Gunung Leuser yang menantang, guide akan menjelaskan kepada pengunjung berbagai macam tanaman di Tangkahan. Kita bisa melihat langsung, memetik dan mencium aroma daun, dari berbagai tanaman tersebut, serte mempelajari khasiatnya sebagai obat-obatan herbal. Ini akan memberi pengalaman unik bagi pengunjung yang biasa hidup di tengah kota besar.

Kalau sedang sangat beruntung, pengunjung juga bisa melihat Bunga Bangkai atau Raflesia Arnoldi, bunga langka khas Indonesia yang hanya akan mekar setahun sekali. Kenapa harus sangat beruntung untuk melihat bunga ini? Sebab, selain hanya mekar setahun sekali, momennya pun hanya satu minggu dan tidak bisa diperkirakan waktunya. Namun yang pasti, Taman Nasional Gunung Leuser termasuk salah satu habitat asli bunga ini.

Kehidupan Serba Alami

Ketika ke Tangkahan, pastikan menginap di salah satu eco-lodge yang banyak tersebar di sana. Selain suasananya yang segar dengan sejumlah penginapan yang menyediakan hammock menghadap ke hutan, makanan yang disediakan di eco-lodge Tangkahan juga dahsyat. Sebab semua bahan makanan masih sangat segar. Ketika kita memesan makanan, maka saat itu pula bahan-bahannya akan baru mulai dipetik! Jangan lupa coba cicipi sayur dari batang pohon pisang muda. Luar biasa!

Selain eco-lodge, ada juga yang menyediakan penginapan dengan cara camping di dalam goa. Yang membuat tempat camping ini spesial adalah karena goa ini juga seperti memiliki tirai alami berupa air terjun. Jadi bayangkan, Anda bisa bangun pagi dengan suara air terjun di balik goa.

Jadi, sudah siap untuk mengunjungi surga tersembunyi di Sumatera Utara ini? (*)