Maybank Indonesia Bukukan Laba Sebelum Pajak Rp1,66 Triliun Pada Sembilan Bulan 2023

 

Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 30 September 2023
(Seluruh persentase yang disampaikan berdasarkan pertumbuhan sembilan bulan pertama 2023 dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2022, kecuali dinyatakan berbeda)

Ikhtisar pertumbuhan sembilan bulan pertama 2023 dibandingkan sembilan bulan pertama 2022

  • Laba sebelum Pajak (PBT) naik 11,8% menjadi Rp1,66 triliun dari Rp1,48 triliun;
  • Laba setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) naik 17,1% menjadi Rp1,25 triliun dari Rp1,06 triliun;
  • Pendapatan fee based tumbuh 8,3% menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,32 triliun, didukung:
    • Pertumbuhan fee yang signifikan dari Global Markets (GM) sebesar 60,4% menjadi Rp139 miliar dari Rp86 miliar;
    •  Pertumbuhan fee selain Global Markets sebesar 4,7% menjadi Rp1,29 triliun dari 1,23 triliun, ditopang oleh pendapatan fee asset recovery sebesar lebih dari 5 (lima) kali lipat, serta fee dari bisnis pembiayaan (kredit) dan ritel.
  • Total kredit yang disalurkan Bank secara keseluruhan tumbuh hampir 1% menjadi Rp112,42 triliun dari Rp111,45 triliun:
    • Kredit Community Financial Services (CFS) Ritel dan Non-ritel tumbuh 8,9% menjadi Rp71,70 triliun dari Rp65,81 triliun, khususnya dari:
      • Kredit CFS Ritel yang tumbuh 13,3% menjadi Rp42,75 triliun dari 37,74 triliun didukung pertumbuhan pembiayaan otomotif anak perusahaan sebesar 23,9% dan bisnis kartu kredit & KTA sebesar 21,5%. Pembiayaan otomotif bertumbuh sebesar 4,4% Q-o-Q dan bisnis kartu kredit & KTA tumbuh 5,7% Q-o-Q;
      • Kredit CFS Non-ritel naik 3,1% menjadi Rp28,95 triliun dari Rp28,07 triliun ditopang oleh kredit RSME yang tumbuh 6,2% dan Business Banking tumbuh 2,6%.
    • Kredit Global Banking turun 10,8%, berimbas pada pertumbuhan total kredit yang disalurkan Bank. 
  • Total simpanan nasabah tumbuh 7,0% menjadi Rp114,50 triliun dari Rp107,00 triliun;
  • Pertumbuhan pada Unit Usaha Syariah:
    • PBT Unit Usaha Syariah naik 66,7% menjadi Rp369 miliar dari Rp221 miliar;
    • Aset tumbuh 6,1% menjadi Rp42,10 triliun dari Rp39,67 triliun;
    • Total aset Unit Usaha Syariah terhadap total aset Bank (Bank saja) menjadi 26,7% pada September 2023 dari 25,7% pada September 2022;
    •  Pembiayaan tumbuh 3,2% menjadi Rp28,88 triliun dari Rp27,98 triliun;
    • CASA tumbuh signifikan sebesar 36,3% menjadi Rp16,89 triliun dari Rp12,40 triliun.
  • Pertumbuhan perbankan digital:
    • Transaksi keuangan pada M2U meningkat 17,7% menjadi 15,3 juta lebih transaksi;
    • Transaksi keuangan pada M2E meningkat 0,7% menjadi 3,19 juta transaksi;
    • Sebesar 49,9% total transaksi di Bank dilakukan melalui platform digital.
  • Permodalan tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 28,2% dan modal sebesar Rp29,13  triliun.

Jakarta, 31 Oktober 2023,

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) membukukan Laba sebelum Pajak (PBT) sebesar Rp1,66 triliun pada sembilan bulan pertama yang berakhir pada 30 September 2023, naik 11,8% dari Rp1,48 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Pertumbuhan positif pada PBT didorong oleh membaiknya pendapatan dari komposisi pembiayaan, terutama pembiayaan ritel dan Retail Small-Medium Enterprise (RSME) seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat. Biaya provisi menurun didukung kualitas aset yang membaik seiring dengan kondisi perekonomian yang stabil.

Net Interest Income (NII) tercatat meningkat sebesar 4,8% seiring dengan membaiknya pendapatan yang didorong oleh kenaikan saldo rata-rata kredit (average loan balances) sebesar 4.0%. Demikian juga, Marjin Bunga Bersih (Net Interest Margin/ NIM) menguat sebesar 2bps menjadi 5,0% pada September 2023. Bank membukukan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) sebesar 17,1% menjadi Rp1,25 triliun dari Rp1,06 triliun tahun lalu.

Bank mencatat pertumbuhan pendapatan fee dari Global Markets sebesar 60,4% menjadi Rp139 miliar dari Rp86 miliar pada sembilan bulan 2023. Lebih lanjut, Bank juga mencatat pertumbuhan pendapatan fee selain Global Markets sebesar 4,7% menjadi Rp1,29 triliun dari Rp1,23 triliun yakni dari pendapatan fee asset recovery (Bank saja) sebesar lebih dari 5 (lima) kali lipat menjadi Rp261 miliar dan fee terkait kartu kredit yang tumbuh 18,8% serta pertumbuhan pada fee terkait pembiayaan dan bisnis ritel. Dengan demikian, maka total pendapatan fee-based yang tercatat oleh Bank tumbuh 8,3% menjadi Rp1,43 triliun dari Rp1,32 triliun.

Perekonomian yang stabil serta membaiknya daya beli masyarakat pada sembilan bulan 2023 telah mendorong pertumbuhan aset Bank sebesar 3,2% menjadi Rp170.05 triliun. Pertumbuhan ini juga didukung oleh meningkatnya penempatan pada investasi keuangan sebesar 16,7% menjadi Rp35,74 triliun dari Rp30,63 triliun.

Bank membukukan pertumbuhan kredit Community Financial Services (CFS) untuk segmen Ritel dan Non-ritel sebesar 8,9% menjadi Rp71,70 triliun dari Rp65,81 triliun Y-o-Y dan tetap tumbuh 3,3% Q-o-Q.

Kredit CFS segmen Ritel tumbuh 13,3% menjadi Rp42,75 triliun dari Rp37,74 triliun utamanya dari pembiayaan otomotif anak perusahaan yang tumbuh 23,9% serta bisnis kartu kredit & KTA tumbuh 21,5%. Segmen CFS Ritel ini juga membukukan pertumbuhan sebesar 3,0% Q-o-Q.

Bank berhasil memanfaatkan momentum pertumbuhan pada segmen usaha kecil dan menengah, yakni kredit CFS segmen Non-ritel yang tumbuh 3,1% menjadi Rp28,95 triliun dari Rp28,07 triliun. Kredit segmen RSME membukukan pertumbuhan yang lebih tinggi, yakni 6,2% menjadi Rp13,39 triliun dari Rp12,61 triliun, dan kredit komersil yang diklasifikasikan oleh Bank sebagai Business Banking, yang juga tumbuh 2,6% menjadi Rp10,58 triliun dari Rp10,31 triliun. Namun kredit segmen Small-Medium Enterprise yang diklasifikasikan oleh Bank sebagai SME+ turun 2,3% di tengah persaingan yang ketat pada segmen tersebut.

Kredit CFS segmen Non-ritel tumbuh 3,7% Q-o-Q ditopang oleh pertumbuhan kredit segmen RSME sebesar 5,4% Q-o-Q dan Business Banking sebesar 2,6% Q-o-Q. Bank berupaya agar momentum pertumbuhan kredit segmen non-ritel masih dapat terus berlangsung pada kuartal selanjutnya.

Terjadi penyesuaian pada portofolio kredit korporasi, diantaranya re-profiling pembiayaan dan persaingan pasar yang ketat sehingga segmen Global Banking turun 10,8% Y-o-Y. Namun demikian, pertumbuhan positif pada segmen ritel dan non-ritel telah mampu mengimbangi penurunan pada segmen tersebut, sehingga total kredit yang disalurkan Bank secara keseluruhan meningkat hampir 1% menjadi Rp112,42 triliun pada sembilan bulan pertama 2023 dari Rp111,45 triliun.

Total simpanan nasabah tumbuh 7,0% menjadi Rp114,50 triliun dari Rp107,00 triliun, dengan peningkatan simpanan Deposito Berjangka sebesar 12,9% menyusul tren simpanan dari kuartal sebelumnya. Simpanan Giro dan Tabungan (CASA) naik 1,5% dengan pertumbuhan Giro sebesar 4,5%, sedangkan Tabungan turun 2,8%. Rasio CASA tercatat sebesar 49,1% pada September 2023.

Biaya overhead tercatat sebesar Rp4,42 triliun, naik 6,0% didorong oleh upaya Bank dalam memperkuat kapabilitas sumber daya manusia agar siap menghadapi kompetisi di masa depan (future ready) serta peningkatan produktivitas bisnis melalui perekrutan dan pelatihan. Selain itu, Bank juga memodernisasi infrastruktur TI dan keamanan siber, selaras dengan penerapan strategi M25+.

Beban provisi turun 6,9% seiring dengan membaiknya kualitas aset, didukung upaya pemantauan yang ketat dan pengendalian penyaluran kredit, serta iklim bisnis yang lebih baik. Saldo NPL turun 4,4% dan rasio Loan at Risk (Bank saja) membaik menjadi 10,7% pada September 2023 dari 13,4% pada September 2022.

Pada September 2023, rasio Non Performing Loan/NPL konsolidasi membaik menjadi 3,2% (gross) dan 2,1% (net) dari 3,5% (gross) dan 2,5% (net).

Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) sebesar 83,9% pada September 2023 dibandingkan 90,2% pada September 2022. Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja) sebesar 222,3% pada September 2023, di atas minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%.

Permodalan tetap kuat dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 28,2% dengan modal sebesar Rp29,13 triliun.


Unit Usaha Syariah

Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia mencatat peningkatan PBT yang signifikan sebesar 66,7% menjadi Rp369 miliar dari Rp221 miliar.

Pendapatan operasional Unit Usaha Syariah meningkat sebesar 68,5% didorong peningkatan pembiayaan dan pendapatan fee-based. Pembiayaan naik 3,2% menjadi Rp28,88 triliun dari Rp27,98 triliun, didukung oleh pembiayaan pada segmen SMEperbankan korporasi, dan pembiayaan hijau (green financing). Unit Usaha Syariah juga mencatat pertumbuhan pendapatan fee-based sebesar 15,7% ditopang pendapatan fee terkait transaksi GM.

Beban provisi turun 51,9% sehubungan dengan langkah proaktif Unit Usaha Syariah dalam mengelola pencadangan selama beberapa tahun ke belakang yang turut mendorong peningkatan PBT.

Aset tumbuh 6,1% menjadi Rp42,10 triliun dari Rp39,67 triliun, sehingga berkontribusi kepada total aset Bank (Bank sajasebesar 26,7% pada September 2023 dari 25,7% pada September 2022. Porsi aset Unit Usaha Syariah ini merupakan yang tertinggi di industri.

Simpanan nasabah tumbuh signifikan sebesar 20,5% didukung pertumbuhan CASA sebesar 36,3% menjadi Rp16,89 triliun dari Rp12,40 triliun. Simpanan Deposito Berjangka juga tumbuh 9,5% menjadi Rp19,48 triliun dari Rp17,79 triliun menyusul tren simpanan dari kuartal sebelumnya. Rasio CASA Unit Usaha Syariah menguat menjadi 46,4% pada September 2023 dari 41,1% pada September 2022.

Rasio Non-Performing Financing (NPF) membaik menjadi 2,4% (gross) dan 1,8% (net) pada September 2023 dari 3,0% (gross) dan 2,4% (net) pada September 2022. Rasio Financing to Deposits (FDR) meningkat sebesar 77,3%.

Sebagai bagian dari upaya bersama Maybank Group dalam membangun kepemimpinan di bidang perbankan syariah di tingkat global, Unit Usaha Syariah Maybank Indonesia baru-baru ini meluncurkan solusi pengelolaan kekayaan yang terintegrasi, Shariah Wealth Management, menawarkan solusi investasi berbasis Syariah yang mencakup aspek keuangan, sosial maupun spiritual.


Pertumbuhan Platform Digital

Platform perbankan digital Maybank Indonesia untuk nasabah ritel, M2U, mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 17,7% menjadi sekitar 15,3 juta pada sembilan bulan 2023 dari 13 juta lebih transaksi pada periode yang sama tahun lalu. Nilai transaksi M2U tumbuh 16,2% menjadi Rp82,56 triliun dari Rp71,05 triliun diiringi dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang diperoleh melalui M2U sebesar 27,6%.

Pada kuartal ketiga 2023, Maybank Indonesia melanjutkan upaya dalam meningkatkan layanan perbankan digital M2U sebagai one-stop solution dengan menambahkan fitur top-up e-wallet.

Sementara itu, platform perbankan digital Bank untuk nasabah korporasi, M2E, mencatatkan peningkatan transaksi sebesar 0,7% menjadi lebih dari 3,19 juta transaksi dari 3,17 juta transaksi pada periode yang sama tahun lalu dengan total nilai transaksi sebesar Rp575,09 triliun pada sembilan bulan 2023, tumbuh 8,9% dari Rp528,15 triliun. Total user aktif M2E juga meningkat sebesar 7,4% menjadi 3.143 user dari 2.926 user serta turut mendorong pendanaan korporasi sebesar 8,1% menjadi Rp26,05 triliun dari Rp24,09 triliun.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan bahwa Maybank Indonesia tetap berkomitmen untuk terus memberikan pengalaman perbankan terbaik kepada nasabah, dan pada saat yang sama mampu mencatat kinerja yang kuat di seluruh segmen bisnis Bank, serta kualitas aset yang terus membaik.

Perekonomian Indonesia pada sembilan bulan pertama 2023 terus menunjukkan tren positif, didorong oleh pasar domestik yang menguat. Faktor ini telah turut mendorong pertumbuhan yang kuat pada portofolio bisnis kredit ritel dan kredit segmen SME kami. Ke depan, kami berupaya untuk dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan dengan berfokus pada peningkatan fundamental dan mengakselerasi kapabilitas layanan digital untuk mempercepat penyediaan solusi bagi nasabah ritel maupun SME kami. Selain itu, kami juga akan terus memperkuat posisi di industri perbankan syariah, khususnya melalui keberagaman solusi Shariah Wealth Management.”

Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato' Khairussaleh Ramli, mengatakan bahwa Maybank Indonesia terus membukukan pertumbuhan positif di seluruh portofolio bisnisnya, serta menjaga pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan kepada seluruh pemangku kepentingan.

Seiring dengan upaya kami untuk memperkuat posisi Maybank di kawasan ASEAN, kami akan terus aktif memberikan dukungan kepada jaringan bisnis kami di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan pasar utama Maybank Group. Dukungan ini akan direalisasikan melalui berbagai upaya yang berpusat pada kebutuhan nasabahserta mengakselerasi layanan digital kami agar dapat memberikan pengalaman perbankan yang terbaik bagi nasabah. Selain itu, kami juga akan terus menjalankan inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan, dan di saat yang sama memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berfokus pada ESG (Environment, Social and Governance)."

Anak perusahaan

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)

Pada sembilan bulan pertama 2023, industri otomotif roda empat telah mencatat pertumbuhan lanjutan didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat, dan turut mendorong pertumbuhan pembiayaan roda empat Maybank Finance menjadi sebesar Rp7,15 triliun, naik 18,4% dari Rp6,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Maybank Finance membukukan PBT sebesar Rp406 miliar, menurun 0,7% dari Rp409 miliar sehubungan dengan beban provisi. Namun demikian, rasio NPL Maybank Finance tetap stabil menjadi 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada September 2023 dari September 2022 lalu.


PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)

WOM mencatat peningkatan PBT sebesar 5,0% menjadi Rp179 miliar dari Rp171 miliar pada periode yang sama tahun lalu sehubungan dengan menguatnya daya beli masyarakat yang telah turut mendorong permintaan akan pembiayaan kendaraan roda dua.

Pembiayaan WOM tumbuh 24,5% menjadi Rp5,95 triliun dari Rp4,78 triliun. Rasio NPL tercatat sebesar 2,4% (gross) dan 1,1%(net) pada September 2023 dari 1,7% (gross) dan 0,7% (net) pada September 2022.

 

********************


Catatan untuk Editor

Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui M2U (App dan Web), M2E untuk nasabah korporasi dan berbagai saluran lainnya.

Per September 2023, Maybank Indonesia memiliki 337 cabang termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia dan satu cabang luar negeri (Mumbai, India), 22 KCP Mobile dan 797 ATM (termasuk 26 Cash Recycle Machines/CRM) yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei. Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp114,50 triliun dan memiliki total aset senilai Rp170,05 triliun pada September 2023.

 

Untuk informasi lebih lanjut:
Tommy Hersyaputera
Head, Corporate & Brand Communications
Email: ccommunications@maybank.co.id 
Telp: +6221 2922-8888