15 Juli 2024
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 1,02% didorong oleh sektor properti dan sektor infrastruktur yang masing-masing menyumbang 7,25% dan 4,13% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi beli sebesar Rp1.09 Triliun yang didominasi oleh pembelian pada saham BBCA, TLKM, AMMN, TPIA dan BMRI.
Penjualan ritel di Indonesia tumbuh 2,1% secara tahunan pada Mei 2024, pulih dari penurunan 2,7% pada bulan sebelumnya. Ini juga merupakan pertumbuhan keempat dalam omzet ritel sepanjang tahun ini. Secara keseluruhan, dengan valuasi saham di Indonesia yang saat ini murah, terutama saham-saham unggulan, ada potensi pertumbuhan yang signifikan.
Pasar global terus memperhatikan data dari AS, dan deflasi bulanan yang tidak terduga ini membawa sentimen positif bagi aset berisiko. Ini adalah deflasi bulanan pertama sejak Mei 2020, terutama karena penurunan harga energi (-2%), khususnya bensin yang turun 3,8%. Akibatnya, pasar sekarang memperkirakan kemungkinan besar penurunan suku bunga paling cepat pada bulan September. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun turun menjadi 4,2% dari puncaknya di 4,7% pada bulan April karena ekspektasi penurunan suku bunga.
Pertanyaannya adalah apakah inflasi bulanan dapat terus melampaui ekspektasi dan menekan inflasi tahunan mendekati target Fed sebesar 2%. Ketua Fed Powell sering mengingatkan bahwa satu data saja tidak cukup untuk memberi kepercayaan pada Fed, sehingga data inflasi mendatang sebelum September tetap penting. Pasar cenderung bereaksi berlebihan dalam jangka pendek, dan The Fed mungkin tetap berhati-hati pada pertemuan FOMC mendatang akhir Juli, karena pemotongan suku bunga yang terlalu dini bisa merugikan kredibilitas dan memicu kembali tekanan inflasi. Selain itu, The Fed mungkin ingin tetap netral mengingat pemilihan presiden AS pada bulan November, dengan asumsi kondisi pasar tetap stabil.
Laju inflasi tahunan Tiongkok turun sedikit menjadi 0,2% pada Juni 2024 dari 0,3% pada dua bulan sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,4%. Ini adalah inflasi konsumen selama lima bulan berturut-turut, tetapi angka terendah sejak Maret, mencerminkan pemulihan ekonomi yang rapuh.
Ekonomi Singapura tumbuh 2,9% secara tahunan pada kuartal kedua tahun 2024, melampaui prakiraan pasar sebesar 2,7%. Estimasi awal ini juga mengikuti revisi kenaikan ekspansi sebesar 3% pada kuartal sebelumnya, yang merupakan laju pertumbuhan tercepat dalam satu setengah tahun.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Kalender Ekonomi
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,11% | 5,04% |
Inflasi ID | 2,51% | 2,84% |
Suku Bunga ID | 6,25% | 6,25% |
Pengangguran ID | 5,45% | 5,86% |
Neraca Dagang ID | 2,93Bio | $3.56Bio |
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
15 Juli | CN – House Price Index | -4,1% | -3,9% |
CN – Industrial Production y/y | 5% | 5,3% | |
CN – Retail Sales | 3,3% | 3,7% | |
CN – Unemployment Rate | 5% | 5% | |
CN – GDP Growth Rate y/y | 5,1% | 5,3% | |
ID – Trade Balance | $2.98Bio | $2.93Bio | |
17 Juli | ID – Interest Rate | 6,25% | 6,25% |
18 Juli | US – Initial Jobless Claim | 235k | 222k |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
10 Juli | CN – Inflation Rate m/m | -0,2% | 0% | -0,1% |
CN – Inflation Rate y/y | 0,2% | 0,4% | 0,3% | |
ID – Consumer Confidence | 123,3 | 125,5 | 125,2 | |
11 Juli | US – Inflation Rate m/m | -0,1% | 0,1% | 0% |
US – Inflation Rate y/y | 3% | 3,1% | 3,3% | |
US – Core Inflation m/m | 0,1% | 0,2% | 0,2% | |
US – Core Inflation y/y | 3,3% | 3,4% | 3,4% | |
US – Initial Jobless Claim | 222k | 239K | 238K |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | 0,22% | 0,07% | -3,40% | -3,72% | -1,06% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,30% | 0,01% | -0,49% | -0,66% | 2,06% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 0,29% | -0,69% | -3,20% | -3,51% | 0,01% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | -0,02% | -0,47% | -0,53% | -0,67% | 2,87% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,31% | 0,02% | -0,66% | -0,89% | 1,75% | |
Medium to High | Local Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 3,60% | 4,80% | 11,70% | 11,72% | - |
ESG Sharia Equity | Batavia Global ESG Sharia Equity USD | 0,04% | -0,97% | 2,18% | 2,34% | 7,26% | |
Technology Equity | BNP Paribas DJIM Global Techno Titans 50 Syariah USD | 6,99% | 11,69% | 22,74% | 22,78% | 33,97% | |
G20 Equity | BRI G20 Sharia Equity Dollar | 0,89% | 3,90% | 11,31% | 11,46% | 19,57% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity (USD) | 0,91% | 6,74% | 14,88% | 14,41% | 20,84% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | -0,63% | -1,23% | -1,18% | -1,34% | -1,98% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II kelas RK1 | -0,45% | -0,45% | 0,31% | 0,13% | 0,89% | |
Fixed Income | Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | -0,76% | -0,69% | -0,69% | -0,86% | -0,15% | |
Fixed Income | Maybank Dana Obligasi Negara | -0,82% | -1,64% | -2,20% | -2,34% | -2,78% | |
Fixed Income | Schroder Dana Mantap Plus II | -0,39% | -0,40% | -1,92% | -2,12% | -4,38% | |
Medium To High | Index Equity | Allianz Sri Kehati Index | 0,50% | -13,83% | -8,71% | -9,53% | -10,38% |
Big Cap Equity | Batavia Dana Saham | -0,75% | -8,03% | -4,07% | -5,16% | -4,81% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Ekuitas | 0,30% | -8,78% | -4,59% | -5,49% | -5,27% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 1,21% | -8,45% | -1,61% | -2,32% | -2,76% | |
Big Cap Equity | Maybank Dana Ekuitas | 1,51% | -10,10% | -1,90% | -3,15% | -1,85% | |
All Cap Equity | Schroder Dana Prestasi | -0,08% | -8,04% | -3,45% | -4,46% | -5,56% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | -2,90% | -4,68% | -3,84% | -4,19% | 4,59% |
*= NAV 27 Juni 2024
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.