14 Oktober 2024
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 0,33% didorong oleh sektor industri dan sektor energi yang masing-masing menyumbang -0,98% dan -0,77% terhadap indeks. Namun investor asing malah melakukan aksi jual sebesar Rp2,76 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BBCA, BMRI, ADRO dan UNTR.
Indonesia mencatat arus masuk ke ekuitas sebesar USD 2,8 miliar sepanjang tahun ini, meskipun jumlah tersebut masih kecil jika dibandingkan dengan India yang menerima arus masuk sebesar USD 5,4 miliar, atau Amerika Serikat yang melihat arus masuk asing bersih sebesar USD 43,8 miliar. Walaupun arus masuk ke Indonesia telah meningkat, terutama sejak dimulainya siklus penurunan suku bunga, investor global tetap memandang Indonesia sebagai salah satu pasar yang paling menarik di ASEAN. Namun, ketika sentimen terhadap Tiongkok membaik, diperkirakan arus modal utama akan lebih banyak berasal dari pasar AS dan India, terutama mengingat valuasi saham di kedua negara tersebut saat ini relatif mahal.
Data inflasi Amerika Serikat menunjukkan hasil yang sedikit lebih tinggi dari konsensus untuk inflasi baik secara keseluruhan maupun inti. Meskipun inflasi tahunan untuk IHK utama mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, inflasi inti justru mengalami sedikit peningkatan. Ini merupakan kenaikan pertama sejak Maret 2023. Dampak langsungnya terlihat pada ekspektasi pergerakan suku bunga, di mana konsensus pasar saat ini memproyeksikan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, dan penurunan lebih lanjut hingga 50 basis poin pada akhir 2024. Suku bunga juga diperkirakan akan mencapai titik terendah di sekitar 3,3% pada tahun 2026. Meningkatnya inflasi ini menggeser ekspektasi investor, dengan beberapa pihak memperkirakan tidak akan ada penurunan suku bunga signifikan dalam waktu dekat.
Tiongkok, yang baru saja keluar dari liburan panjang, mengalami tekanan di pasar ekuitasnya. Setelah pengumuman stimulus besar minggu lalu, investor menaruh harapan tinggi pada perkembangan lebih lanjut. Sayangnya, berita yang keluar setelah liburan tidak memenuhi ekspektasi pasar, yang menyebabkan pasar ekuitas Tiongkok terpukul. Sentimen terhadap Tiongkok saat ini cukup rapuh, dengan investor masih menunggu langkah stimulus tambahan dari pemerintah. Di sisi lain, pasar ekuitas global terus memantau perkembangan ini, karena perbaikan sentimen terhadap Tiongkok dapat mempengaruhi arus modal ke pasar lain, termasuk Indonesia.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Kalender Ekonomi
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 5,05% | 5,11% |
Inflasi ID | 1,84% | 2,12% |
Suku Bunga ID | 6% | 6,25% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $2,89 Bio | $0,47 Bio |
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
15 Oktober | ID – Trade Balance | $2,78 Bio | $2,89 Bio |
16 Oktober | ID – Interest Rate | 5,75% | 6% |
17 Oktober | US – Retail Sales | 0,3% | 0,1% |
US – Initial Jobless Claim | 241k | 258k | |
18 Oktober | CN – GDP Growth Rate q/q | 1,2% | 0,7% |
CN – GDP Growth Rate y/y | 4,6% | 4,7% | |
CN – Retail Sales y/y | 2,4% | 2,1% | |
CN – Unemployment Rate | 5,3% | 5,3% |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
8 Oktober | ID – Consumer Confidence | 123,5 | 124,5 | 124,4 |
10 Oktober | US – Inflation Rate m/m | 0,2% | 0,1% | 0,2% |
US – Inflation Rate y/y | 2,4% | 2,3% | 2,5% | |
US – Core Inflation m/m | 0,3% | 0,2% | 0,3% | |
US – Core Inflation y/y | 3,3% | 3,1% | 3,2% | |
US – Initial Jobless Claim | 258k | 223k | 225k |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | 1,54% | 3,33% | 3,46% | -0,33% | 9,21% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 0,94% | 4,49% | 4,55% | 3,92% | 9,58% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 1,19% | 4,92% | 4,32% | 1,45% | 10,06% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,59% | 3,65% | 3,25% | 3,07% | 7,15% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 0,90% | 4,16% | 4,23% | 3,33% | 7,94% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | 1,05% | 1,06% | 5,69% | 12,43% | |
Technology Equity | Batavia Global ESG Sharia Equity USD | 0,32% | 4,52% | 3,46% | 6,84% | 14,07% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | 14,07% | 10,64% | 14,41% | 10,20% | 7,37% | |
G20 Equity | BRI G20 Sharia Equity Dollar | 0,76% | -1,38% | 2,19% | 9,77% | 18,83% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | 11,47% | 3,55% | 6,46% | 4,92% | 6,06% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,87% | 2,27% | 1,14% | 1,05% | 1,84% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II kelas RK1 | 1,03% | 3,45% | 3,23% | 3,84% | 5,92% | |
Fixed Income | Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | 0,74% | 2,76% | 2,15% | 2,08% | 5,23% | |
Fixed Income | Maybank Obligasi Syariah Negara | 0,88% | 1,54% | 1,62% | 1,84% | ||
Fixed Income | Schroder Dana Mantap Plus II | -1,90% | 0,66% | 0,48% | -1,27% | 0,88% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz Alpha Sector Rotation | 2,21% | 10,55% | 0,08% | 4,90% | 2,09% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | 3,26% | 10,13% | 1,78% | 3,39% | 3,54% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Ekuitas | 1,30% | 7,51% | -0,54% | 2,92% | 2,38% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 2,95% | 10,36% | 2,46% | 9,04% | 5,31% | |
Index Fund Equity | Maybank Financial Infobank15 Index | 0,11% | 10,72% | -4,82% | |||
All Cap Equity | Schroder Dana Prestasi Plus | 2,20% | 7,49% | 0,11% | 3,44% | 2,74% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | -1,86% | 6,57% | 3,28% | 3,51% | 8,47% |
*= NAV 30 September 2024
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.