18 November 2024
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 1,73% didorong oleh sektor kebutuhan dasar dan sektor properti yang masing-masing menyumbang -4,35% dan -3,87% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp6,15 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BBCA, BMRI, ADRO dan TLKM.
Indonesia mengalami pelebaran defisit neraca perdagangan karena peningkatan impor yang melampaui ekspor. Volatilitas dalam mata uang dan imbal hasil terlihat, namun pelemahan Rupiah lebih kecil dibandingkan penguatan DXY, menunjukkan ketahanan ekonomi domestik. Imbal hasil Indonesia naik sekitar 45 bps, lebih kecil dibandingkan kenaikan imbal hasil AS sekitar 65 bps. Hal ini menyebabkan selisih imbal hasil yang terus menurun. Bank Indonesia (BI) diharapkan mempertahankan suku bunga acuan di 6% dalam pertemuan mendatang, dengan fleksibilitas untuk menghadapi volatilitas lebih lanjut. Dengan valuasi yang tetap murah secara historis, diversifikasi investasi tetap direkomendasikan untuk memanfaatkan peluang pasar.
Data inflasi tahunan utama dan inti di AS sesuai dengan ekspektasi, namun ini menjadi kenaikan pertama dalam tujuh bulan untuk inflasi utama, mematahkan tren penurunan. Selain itu, data pasar tenaga kerja menunjukkan klaim pengangguran awal yang meningkat meskipun tetap lebih baik dari ekspektasi. Pidato Ketua Fed Powell mempertegas pandangannya bahwa pertumbuhan ekonomi AS tetap kuat dan pelonggaran suku bunga tidak perlu tergesa-gesa. Ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga Desember turun menjadi probabilitas 65%, dibandingkan 80% sebelumnya. Fed bergerak ke arah kebijakan netral, sementara volatilitas pasar terlihat dari penguatan DXY hingga 107 dan kenaikan imbal hasil UST 10Y dan 2Y masing-masing menjadi 4,42% dan 4,32%. Namun, mengingat pandangan Trump yang lebih menyukai dolar lemah, DXY berpotensi melemah dalam tahun pertamanya seperti pada 2017, memberikan dukungan untuk daya saing ekspor AS.
Tiongkok mengalami peningkatan signifikan dalam pertumbuhan penjualan ritel yang menunjukkan pemulihan aktivitas konsumsi domestik, bersamaan dengan penurunan tingkat pengangguran. Namun, tekanan eksternal dari kebijakan AS terhadap perdagangan tetap menjadi perhatian.
Jepang menunjukkan pertumbuhan ekonomi moderat pada kuartal ketiga seperti yang diharapkan. Namun, neraca transaksi berjalan memburuk secara tak terduga, mengindikasikan tantangan dalam menjaga kestabilan perdagangan internasional.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 4,95% | 5,05% |
Inflasi ID | 1,71% | 1,84% |
Suku Bunga ID | 6% | 6% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $3,26 Bio | $2,89 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
20 November | CN – Interest Rate | 3,6% | 3,6% |
ID – Interest Rate | 6% | 6% | |
21 November | US – Initial Jobless Claim | 222k | 217k |
Minggu Sebelumnya | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
9 November | CN – Inflation Rate m/m | -0,1% | 0% |
CN – Inflation Rate y/y | 0,4% | 0,4% | |
13 November | US – Core Inflation m/m | 0,3% | 0,3% |
US – Core Inflation y/y | 3,3% | 3,3% | |
US – Inflation Rate m/m | 0,2% | 0,2% | |
US – Inflation Rate y/y | 2,6% | 2,4% | |
14 November | US – Initial Jobless Claim | 222k | 221k |
15 November | CN – Retail Sales y/y | 3,8% | 3,2% |
CN – Unemployment Rate | 5,1% | 5,1% | |
US - Retail Sales m/m | 0,3% | 0,4% | |
ID - Trade Balance | $3,3 Bio | $3,26 Bio |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -2,61% | 1,50% | 3,67% | -2,93% | 8,21% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | -1,90% | 1,52% | 4,65% | 1,94% | 8,39% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | -2,68% | 0,87% | 4,62% | -1,27% | 8,94% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | -1,77% | 0,77% | 3,27% | 1,24% | 5,01% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | -1,66% | 1,31% | 3,99% | 1,61% | 6,35% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | -1,75% | 0,58% | 7,74% | 10,71% | 22,19% |
Technology Equity | Batavia Global ESG Sharia Equity USD | -2,45% | 2,25% | 4,63% | 4,18% | 14,43% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | -1,80% | 15,39% | 12,92% | 10,91% | 11,23% | |
G20 Equity | BRI G20 Sharia Equity Dollar | -2,24% | -2,17% | 3,30% | 7,24% | 19,97% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | -1,80% | 15,39% | 12,92% | 10,91% | 11,23% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Nusantara | -1,91% | 1,60% | 2,08% | -3,70% | 0,93% |
Fixed Income | BNP Paribas Obligasi Cemerlang | -1,69% | 0,35% | 1,93% | -1,06% | 1,74% | |
Fixed Income | Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | -1,97% | -0,04% | 1,50% | 0,07% | 4,26% | |
Fixed Income | Maybank Obligasi Syariah Negara | -1,17% | 0,58% | 1,29% | 0,65% | 1,43% | |
Fixed Income | Schroder Dana Mantap Plus II | -1,22% | -1,48% | 0,95% | -2,47% | 1,01% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz Alpha Sector Rotation | -0,26% | 6,21% | 5,44% | 4,63% | 8,19% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | -1,52% | 4,07% | 5,02% | 1,82% | 6,55% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | -1,50% | 3,30% | 6,79% | 7,75% | 8,48% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | -1,18% | 5,19% | 6,45% | 7,75% | 8,84% | |
Index Fund Equity | Maybank Financial Infobank15 Index | -2,40% | 4,27% | 1,70% | NULL | NULL | |
All Cap Equity | Schroder Dana Prestasi | -2,46% | 3,05% | 2,64% | 1,71% | 5,43% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 0,61% | 4,39% | 4,70% | 4,14% | 12,17% |
*= NAV 31 Oktober 2024
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.