01 Desember 2025

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 1,12% didorong oleh sektor industrial dan sektor energi yang masing-masing menyumbang +6,35% dan +6,11% terhadap indeks. Investor asing malah melakukan aksi jual sebesar Rp84,78 miliar dalam sepekan terakhir.

Pasar obligasi Indonesia mengalami tekanan dengan kenaikan yield sekitar 15 bps ke level 6.3%, terutama dipicu oleh pelemahan Rupiah meski sempat menguat kembali ke kisaran 16.600 per dolar AS. Fokus Bank Indonesia tetap pada stabilitas mata uang, sehingga kebutuhan imbal hasil jangka pendek meningkat. Inflasi diperkirakan tetap jinak dan berada dalam target BI, ditambah peluang pemangkasan suku bunga The Fed yang kembali menguat memberikan ruang lebih besar bagi BI untuk mempertahankan nada dovish ke depan. Yield SRBI juga naik secara bertahap hingga 4.94% sebagai bagian dari upaya stabilisasi rupiah. Meskipun tekanan jangka pendek masih ada, tren jangka menengah tetap mendukung penurunan yield seiring siklus pelonggaran global dan kebijakan BI yang pro-pertumbuhan.

Di pasar saham, IHSG mencapai rekor tertinggi baru meskipun saham-saham big caps cenderung melemah. Kami melihat ruang rerating dan potensi pertumbuhan masih menjanjikan, terutama pada saham-saham bernilai dan memiliki fundamental kuat. Dengan yield obligasi yang kembali menarik dan prospek pemulihan pasar saham, strategi diversifikasi antara obligasi durasi panjang dan saham berkualitas tetap menjadi pilihan utama bagi investor.

Amerika

Data ekonomi AS minggu ini kembali menunjukkan dinamika yang beragam. Penjualan ritel turun lebih lemah dari perkiraan dan mencatat pertumbuhan bulanan terlemah dalam empat bulan, terutama tertekan oleh penurunan pada kategori sporting goods, hobi, instrumen musik, dan toko buku. Di sisi lain, data PPI bulanan sesuai ekspektasi meski rilisnya tertunda akibat penutupan pemerintahan. Sementara itu, klaim pengangguran mingguan turun ke level terendah sejak Februari, menandakan ketahanan pasar tenaga kerja. Namun, data makro yang masih dirilis tidak beraturan akibat backlog membuat volatilitas ekspektasi pasar tetap tinggi. Geopolitical risk di Timur Tengah juga berkontribusi pada meningkatnya volatilitas. Menjelang FOMC Desember, pelaku pasar terus menunggu kejelasan lebih lanjut terutama setelah probabilitas pemangkasan suku bunga sempat turun drastis ke 30% namun pulih kembali ke sekitar 80%. Penyesuaian ekspektasi ini mendorong penurunan yield UST 10Y sekitar 15 bps ke level 4%.

.

Asia Pasifik

Jepang mencatat tingkat pengangguran yang tetap tinggi dan tidak turun seperti yang diperkirakan, masih bertahan di level tertinggi sejak Juli 2024. Namun, sektor konsumsi menunjukkan kejutan positif dengan pertumbuhan penjualan ritel yang meningkat ke laju tercepat sejak Juni. Pendorong utama berasal dari penjualan mesin dan peralatan, serta produk farmasi dan kosmetik. Kombinasi data yang beragam ini menunjukkan pemulihan yang tidak merata di ekonomi Jepang, dengan konsumsi mulai membaik sementara pasar tenaga kerja tetap menantang.

 

Sumber : Refinitiv

Data Makro

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,04% 5,12%
Inflasi ID 2,86% 2,65%
Suku Bunga ID 4,75% 4,75%
Pengangguran ID 4,76% 4,91%
Neraca Dagang ID $4,34 Bio $5,49 Bio

 

Kalender Ekonomi

 

Minggu Ini

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

1 Des ID - Trade Balance $3,8 Bio $4,34 Bio
ID – Inflation Rate m/m 0,3% 0,28%
ID – Inflation Rate y/y 2,8% 2,86%
ID – Core Inflation Rate y/y 2,4% 2,36%
US – ISM Manufacturing PMI 48,8 48,7
CN – RatingDog PMI 50,5 50,6
2 Des
EU – Unemployment Rate 6,3% 6,3%
4 Des
US – Initial Jobless Claim 218k 216k
5 Des
US – PCE Price Index m/m 0,3% 0,3%
US – PCE Price Index y/y 2,8% 2,7%
US – Core PCE Price Index y/y 2,9% 2,9%

 

Minggu Sebelumnya

Tanggal

Indikator Ekonomi

Data Aktual

Data Konsensus

Data Sebelumnya

26 Nov US – Initial Jobless Claim 216k 224k 220k
28 Nov JP – Unemployment Rate 2,6% 2,5% 2,6%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 1,85% 3,78% 4,62% 4,42% 2,22%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 1,06% 2,22% 4,09% 6,86% 5,17%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 0,99% 2,56% 4,97% 7,49% 4,54%
Fixed Income Manulife USD Fixed Income Kelas A 0,59% 1,67% 3,39% 6,36% 5,18%
Fixed Income Schroder USD Bond Class A 0,60% 1,77% 3,50% 6,56% 5,12%
 
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 2,64% 7,85% 21,69% 10,37% 9,27%
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity 6,07% 9,86% 35,15% 16,38% 18,01%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 0,04% 12,84% 26,22% 31,55% 28,26%
Develop Market Equity Manulife Saham Syariah Asia Pasifik Dollar AS 13,75% 20,28% 35,72% 30,72% 24,02%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A 1,26% 14,55% 33,68% 26,87% 22,68%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara 0,03% 1,56% 2,97% 4,53% 3,28%
Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,49% 1,50% 2,90% 4,10% 3,41%
Fixed Income BNP Paribas Prima II Kelas RK1 1,91% 3,45% 6,05% 8,89% 8,63%
Fixed Income Maybank Dana Obligasi Negara 1,98% 2,83% 4,36% 5,20% 4,20%
Fixed Income Manulife Obligasi Unggulan Kelas A 0,26% 1,08% 1,78% 2,46% 1,39%
 
Medium To High Index Fund Allianz SRI-KEHATI Index 6,08% 7,32% 9,87% 6,28% -3,29%
All Cap Equity Batavia Dana Saham Optimal 7,27% 6,79% 8,56% 1,34% -4,09%
Big Cap Equity BNP Paribas Pesona Syariah 5,94% 6,00% 15,61% 8,72% 2,54%
SMC BRI Mawar Fokus 10 3,95% 4,11% 22,18% 9,80% -1,15%
All Cap Equity Eastspring Investments Alpha Navigator Kelas A 5,65% 7,64% 12,19% 3,02% -3,77%
Index Equity Maybank Financial Infobank15 Index Kelas N 5,61% 3,18% -1,19% -4,90% -16,04%
Big Cap Equity Maybank Dana Ekuitas 5,54% 5,49% 5,93% -5,89% -11,43%
        
Index Index Harga Saham Gabungan 1,53% 8,40% 20,94% 15,60% 8,11%

*= NAV 31 Oktober 2025

Disclaimer on

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)