2 Juni 2025
Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 0,47% didorong oleh sektor kesehatan dan sektor industrial yang masing-masing menyumbang +1,95% dan +1,02% terhadap indeks. Investor asing juga sudah melakukan aksi beli sebesar Rp2,28 triliun dalam sepekan terakhir.
Perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama bulan Mei 2025 telah usai. Sepanjang bulan ini, IHSG berhasil menguat dan menepis mitos lama “Sell in May and Go Away”. Pada penutupan perdagangan Rabu, 28 Mei 2025, IHSG berada di level 7.175,81. Meskipun di hari itu terjadi penurunan harian sebesar 0,32%, secara bulanan IHSG masih menorehkan kenaikan 7,44%.
Banyak faktor positif dari dalam negeri yang mendukung penguatan IHSG di bulan Mei. Langkah cepat Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga memberikan sinyal positif. Selain itu, defisit transaksi berjalan (current account) yang semakin mengecil, stimulus fiskal yang kembali digulirkan, dan apresiasi rupiah yang cepat menguat ke level Rp16.200,- per dolar AS menjadi katalis utama penguatan pasar.
JP Morgan, salah satu lembaga keuangan global, pada 19 Mei lalu meningkatkan peringkat untuk pasar emerging market, termasuk Indonesia, dari netral menjadi overweight. Penilaian ini didasari oleh valuasi yang lebih menarik dibandingkan pasar saham negara maju. JP Morgan juga menilai bahwa penurunan kekuatan dolar AS sejak awal tahun dan kenaikan imbal hasil obligasi AS – yang diperparah oleh penurunan peringkat kredit AS oleh Moody’s – semakin mendorong Investor untuk melakukan re-alokasi dana ke pasar negara berkembang.
Minggu lalu, Menteri Keuangan AS, Bessent, menyampaikan peringatan bahwa negara-negara yang dinilai tidak berunding dengan itikad baik akan dikenakan tarif balasan. Uni Eropa menjadi target langsung dari peringatan tersebut, di mana Presiden Trump mengumumkan rencana pengenaan tarif 50% atas impor dari UE yang akan berlaku mulai 1 Juni hingga 9 Juli, sejalan dengan permintaan Presiden Komisi Eropa von der Leyen untuk waktu negosiasi. Sebelumnya, media melaporkan bahwa AS dan UE masih sulit menemukan titik temu.
Bursa AS turun antara 0,7% hingga 1,0% pada Jumat setelah pengumuman Trump, meskipun indeks futures sempat rebound 1,2% hingga 1,3% saat laporan ini disusun. Jika Uni Eropa (UE) menolak permintaan AS yang dinilai terlalu berlebihan, pertanyaannya adalah apakah Trump benar-benar akan menerapkan tarif 50% itu atau justru menunda lagi. Penerapan tarif akan menekan pasar, sementara jika terjadi penundaan, pasar kemungkinan akan melihatnya sebagai sinyal positif, terutama dalam konteks negosiasi AS-Tiongkok. Jika akhirnya UE berhasil mencapai kesepakatan, pasar (dan Tiongkok) akan memperhatikan apakah ada klausul yang mempersulit perdagangan dan investasi dengan Tiongkok—yang jika ada, kemungkinan akan direspons negatif oleh Tiongkok.
MSCI Tiongkok mencatatkan kinerja yang unggul dibandingkan kawasan lainnya secara year-to-date (YTD) dalam mata uang lokal, dan hanya kalah dari Singapura dalam perhitungan USD. Hal ini didukung oleh estimasi pertumbuhan laba 12 bulan ke depan yang naik lebih pesat di Tiongkok dibandingkan pasar lain pada periode yang sama. Konsensus I/B/E/S memperkirakan pertumbuhan laba MSCI Tiongkok akan meningkat dari 7% pada tahun ini menjadi 14%, sebagian besar berkat sektor teknologi yang dinamis. Sementara itu, stimulus domestik belum memberikan dampak besar terhadap laba, terlihat dari revisi laba sektor barang konsumsi dan barang pokok yang justru turun 1,9% dan 2,0% untuk 2025. Meskipun demikian, pasar tetap berharap bahwa stimulus pemerintah akan meningkat di paruh kedua tahun ini.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 4,87% | 5,02% |
Inflasi ID | 1,03% | -0,09% |
Suku Bunga ID | 5,50% | 5,75% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $4,33 Bio | $3,10 Bio |
Kalender Ekonomi
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
2 Juni | ID – Trade Balance | $3,04 Bio | $4,33 Bio |
ID – Inflation Rate m/m | -0,01% | 1,17% | |
ID – Inflation Rate y/y | 1,94% | 1,95% | |
ID – Core Inflation y/y | 2,5% | 2,5% | |
3 Juni | CN – Caixin Manufacturing PMI | 50,6 | 50,4 |
EU - Inflation m/m | 0,1% | 0,6% | |
EU - Inflation y/y | 0,02 | 2,2% | |
EU - Core Inflation y/y | 2,5% | 2,7% | |
5 Juni | US – Initial Jobless Claim | 235k | 240k |
6 Juni | US – Non Farm Payrolls | 130k | 177k |
US – Unemployment Rate | 4,2% | 4,2% |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
29 Mei | US – Initial Jobless Claim | 240k | 230k | 227k |
30 Mei | JP – Unemployment Rate | 2,5% | 2,5% | 2,5% |
US – Core PCE Index m/m | 0,1% | 0,1% | 0% | |
US – Core PCE Index y/y | 2,5% | 2,6% | 2,6% | |
31 Mei | CN – NBS Manufacturing PMI | 49,5 | 49,5 | 49,00 |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | 0,60% | 1,36% | -2,12% | -0,41% | 1,22% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | 1,05% | 1,84% | 1,12% | 2,47% | 5,66% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | 1,08% | 1,44% | -0,34% | 2,11% | 4,04% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | 0,81% | 1,53% | 1,19% | 2,27% | 4,43% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | 1,06% | 1,91% | 1,71% | 2,84% | 5,65% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | -3,98% | -7,79% | -9,52% | -9,30% | -3,82% |
Technology Equity | Batavia Technology Sharia Equity | -1,26% | -14,40% | -11,24% | -13,88% | -4,28% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | -5,12% | 1,67% | 1,75% | 4,23% | 13,18% | |
Develop Market Equity | Schroder Global Sharia Equity | -1,18% | -7,33% | -5,76% | -5,61% | 1,75% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | -8,51% | -5,23% | -8,07% | -5,10% | -5,68% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Unggulan Nusantara | 0,30% | 0,35% | 0,23% | 1,09% | 1,43% |
Fixed Income | Batavia Dana Obligasi Ultima | 0,62% | 0,84% | 0,42% | 1,18% | 1,79% | |
Fixed Income | BNP Paribas Prima II Kelas RK1 | 1,48% | 2,10% | 2,25% | 2,67% | 6,09% | |
Fixed Income | Maybank Dana Pasti 2 | 0,61% | 0,93% | 1,15% | 1,43% | 2,42% | |
Fixed Income | Schroder Dana Andalan II | 0,10% | 0,30% | 0,60% | 0,66% | 1,34% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz SRI-KEHATI Index | 6,61% | -2,82% | -10,39% | -2,70% | -7,65% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | 7,65% | -4,06% | -10,85% | -6,51% | -5,37% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | 9,15% | -1,01% | -9,87% | -5,45% | -4,26% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | 6,18% | -6,20% | -14,37% | -8,40% | -7,48% | |
Index Fund Equity | Maybank Financial Infobank 15 Index Kelas N | 5,95% | -5,29% | -13,91% | -2,94% | -8,48% | |
Balanced Fund | Schroder Dana Kombinasi | 0,26% | -0,52% | -2,84% | 0,60% | -0,85% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 4,69% | -4,13% | -9,19% | -4,42% | -4,24% |
*= NAV 5 Mei 2025
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.