Maybank Indonesia Catat Laba Sebelum Pajak (PBT) Naik 24% Menjadi Rp944 Miliar pada Semester Pertama 2022

 

Ikhtisar Keuangan Konsolidasian per 30 Juni 2022
(Semua persentase yang disajikan adalah dalam basis tahunan kecuali dinyatakan lain)

Ikhtisar pertumbuhan semester pertama 2022 dibandingkan semester pertama 2021

  • Laba sebelum Pajak (PBT) naik 23,9% menjadi Rp944 miliar;
  • Laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) naik 30,0% menjadi Rp663 miliar;
  • Pendapatan fee-based di luar fees terkait Global Market, naik 5,2% menjadi Rp818 miliar dengan pendapatan fee dari kredit dan bisnis ritel serta anak perusahaan;
  • Fees terkait Global Market turun 69,2% disebabkan dinamika suku bunga global dan volatilitas pasar;
  • Total kredit tumbuh 8,1% menjadi Rp106,81 triliun, didukung :
    • Pertumbuhan segmen kredit Global Banking sebesar 16,7%;
    • Segmen kredit Community Financial Services (CFS) Ritel tumbuh 9,0%.
  • Total simpanan nasabah naik 3,9% menjadi Rp111,66 triliun, diikuti dengan pertumbuhan Current Accounts danSavings Accounts (CASA) sebesar 22,3%:
    • Rasio CASA tumbuh kuat menjadi 49,4% pada Juni 2022.
  • Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR bank saja) naik menjadi 84,0%;
  • Posisi permodalan Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat 25,9% dan total modal Rp28,21 triliun;
  • Pertumbuhan Unit Usaha Syariah:
    • Total aset UUS terhadap total aset Bank secara individu menjadi 26,2% dari 23,9%;
    • Aset tumbuh 13,2% menjadi Rp41,14 triliun;
    • Pembiayaan Syariah tumbuh 5,3% menjadi Rp26,04 triliun;
    • CASA tumbuh signifikan sebesar 43,7% menjadi Rp11,91 triliun.
  • Pertumbuhan pada perbankan digital:
    • Transaksi finansial nasabah ritel melalui M2U  naik 18,2% menjadi lebih dari 8,6 juta transaksi;
    • Transaksi finansial nasabah korporasi melalui M2E  naik 42,7% menjadi lebih dari 2,0 juta transaksi.
    • Nilai transaksi tumbuh 23,7% menjadi Rp44,95 triliun.

 

Jakarta, 28 Juli 2022

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan konsolidasian semester pertama berakhir 30 Juni 2022, dengan Laba Sebelum Pajak (PBT) naik 23,9% menjadi Rp944 miliar dari Rp762 miliar, dan Laba Setelah Pajak dan Kepentingan Non-Pengendali (PATAMI) tercatat sebesar Rp663 miliar, naik 30,0% dari Rp510 miliar pada periode tahun lalu.

Peningkatan pada PBT dan PATAMI didukung oleh kondisi ekonomi yang berangsur membaik pada semester pertama 2022, dimana hal ini mendorong peningkatan terhadap kebutuhan akan pembiayaan. Kinerja tersebut dikontribusikan terutama dari penurunan provisi sehubungan dengan membaiknya kualitas aset, serta didukung oleh pertumbuhan kredit, penurunan biaya dana (cost of funds), dan biaya overhead yang terkendali.

Bank mencatat Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih sebesar Rp3,48 triliun. Hal ini didukung oleh pertumbuhan kredit ritel dan korporasi, biaya dana yang rendah, sejalan dengan pertumbuhan CASA yang kuat sehingga mendorong Net Interest Margin (NIM), atau Marjin Bunga Bersih meningkat 18 basis poin menjadi 4,6% pada semester pertama 2022.

Fee based income atau Pendapatan Non-Bunga, di luar pendapatan fees dari Global Market, naik 5,2% menjadi Rp818 miliar dari Rp777 miliar pada periode tahun lalu, sehubungan dengan pendapatan fee yang berasal dari lini bisnis ritel dan anak perusahaan. Sementara, fees terkait  Global Market mengalami penurunan sebesar 69,2% disebabkan oleh dinamika suku bunga global dan volatilitas pasar. Hal ini menyebabkan pendapatan fee-based turun 8,4% dibandingkan periode tahun lalu.

Seiring dengan peningkatan kegiatan bisnis dan perdagangan pada semester pertama 2022, total kredit Bank tumbuh 8,1% menjadi Rp106,81 triliun dari Rp98,80 triliun pada periode tahun lalu. Pertumbuhan untuk semester pertama tahun 2022 merupakan yang pertama kalinya dicatat sejak awal pandemi, dan pertumbuhan tersebut dipimpin oleh segmen kredit Global Banking yang tumbuh 16,7% menjadi Rp42,09 triliun dari Rp36,07 triliun. Ada pun segmen kredit Global Banking juga tumbuh 19,4% secara kuartalan.

Total segmen kredit Community Financial Services (CFS) tumbuh 3,2% menjadi Rp64,73 triliun dari Rp62,73 triliun pada periode tahun lalu. Segmen kredit CFS Ritel mencatat pertumbuhan sebesar 9,0% di seluruh segmen ritel menjadi Rp35,95 triliun dari Rp32,98 triliun, seiring dengan perbaikan daya beli masyarakat pada semester pertama 2022. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus bertumbuh sebesar 8,5% menjadi Rp15,65 triliun dari Rp14,42 triliun, serta pembiayaan otomotif anak perusahaan yang juga tumbuh 10,8%.

Retail Small and Medium Enterprises (RSME) tumbuh 5,0% menjadi Rp12,65 triliun dari Rp12,04 triliun, didukung kondisi ekonomi yang membaik. Namun demikian, Kredit CFS Non-ritel turun 3,3%, oleh karena Bank mengambil langkah untuk melakukan rebalancing pada portofolio kredit non-ritel serta menerapkan kendali atas penyaluran kredit agar kredit yang disalurkan memberi manfaat bagi kelangsungan usaha, serta menjaga komitmen nasabah.

Simpanan nasabah tumbuh 3,9% menjadi Rp111,66 triliun dari Rp107,43 triliun pada periode tahun lalu. CASA tumbuh 22,3%, didukung Giro yang tumbuh 34,6% dan Tabungan sebesar 8,6%. Sementara, simpanan berjangka (time deposits) turun 9,3% menjadi Rp56,53 triliun dari Rp62,36 triliun. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan berbiaya rendah, dan mengandalkan layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah. Alhasil, Rasio CASA terus membaik dan tercatat menguat menjadi 49,4% pada Juni 2022 dibandingkan 41,9% pada Juni 2021.

Bank tetap menerapkan langkah konservatif untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga dengan mencadangkan provisi lebih awal di semua segmen bisnis, termasuk pembiayaan Syariah, serta dengan seksama memantau seluruh portofolio kredit Bank. Di tengah prospek ekonomi yang membaik, Bank mencatat penurunan beban provisi sebesar 32,6% menjadi Rp534 miliar didukung upaya Bank dalam melakukan restrukturisasi, khususnya pada kredit nasabah yang terdampak pandemi.

Bank mencatat rasio Non Performing Loan (NPL) konsolidasi yang membaik menjadi 3,5% (gross) dan 2,6% (net) pada Juni 2022 dari 4,4% (gross) dan 2,7% (net) pada Juni 2021, serta penurunan saldo NPL sebesar 12,5%. Bank terus menerapkan prinsip kehati-hatian serta menerapkan risk posture yang konservatif.

Di tengah kegiatan bisnis yang berangsur kembali ke normal, biaya overhead tetap terkendali menjadi Rp2,86 triliun. Bank akan tetap disiplin dalam menerapkan pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh organisasi dan di setiap kegiatan usahanya, agar setiap biaya yang dikeluarkan dapat meningkatkan pendapatan Bank.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) berada di posisi yang sehat pada level 84,0%. Sementara, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja) tercatat 165,3% pada Juni 2022, berada di atas tingkat minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%.

Posisi permodalan Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat 25,9% pada Juni 2022 dibandingkan 26,3% di Juni 2021. Total modal Bank tercatat naik menjadi Rp28,21 triliun pada Juni 2022 dari Rp27,16 triliun pada Juni 2021.

Pertumbuhan Platform Digital

Platform perbankan digital Bank, M2U, mencatat peningkatan transaksi sebesar 18,2% menjadi sekitar 8,6 juta pada semester pertama tahun 2022, dari 7,3 juta lebih transaksi pada periode tahun lalu. Nilai transaksi tumbuh 23,7% menjadi Rp44,95 triliun dari Rp36,33 triliun pada periode tahun lalu, diikuti dengan 600% pertumbuhan akuisisi pelanggan baru melalui platform digital.

Sementara itu, transaksi M2E meningkat 42,7% menjadi lebih dari dua juta transaksi pada semester pertama 2022. Total nilai transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2E mencapai Rp348,18 triliun pada semester pertama 2022, tumbuh 42,9% dari Rp243,71 triliun pada periode tahun lalu. M2E juga mencatat pertumbuhan jumlah pengguna aktif sebesar 14,5% menjadi 2.827 pengguna dari 2.469 pengguna pada semester pertama tahun 2021. Hal ini menyebabkan pendanaan korporasi melalui M2E tumbuh sebesar 1,4% menjadi Rp24,36 triliun.

Bank telah meluncurkan berbagai fitur baru pada M2U seperti, Digital Wealth, dimana nasabah dapat mengelola portofolio aset, di antaranya deposito, pinjaman, dan investasi. Selain itu, belum lama ini Bank juga meluncurkan fitur switching reksa dana, fitur transfer dana dalam valuta asing, serta, fitur pembayaran e-commerce. Sementara, nasabah korporasi yang menggunakan M2E, kini dapat melakukan pembayaran tagihan utilitas melalui layanan tersebut.

Unit Usaha Syariah

Laba Operasional sebelum provisi Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank  Indonesia, naik 11,1% menjadi Rp382 miliar, didukung pembiayaan Syariah yang tumbuh 5,3% menjadi Rp26,04 triliun dari Rp24,74 triliun, serta penurunan biaya dana  yang ditopang oleh pertumbuhan CASA yang kuat.

Total aset Syariah tumbuh 13,2% menjadi Rp41,14 triliun dari Rp36,35 triliun, serta berkontribusi kepada total aset Bank secara individu sebesar 26,2%.

Rasio Non Performing Financing (NPF) membaik pada 2,9% (gross) dan 2,3% (net) pada Juni 2022 dari 3,8% (gross) dan 2,6% (net) pada Juni 2021, sejalan dengan pembiayaan Syariah yang bertumbuh. Sementara Financing-to-Deposit Ratio (FDR) berada pada tingkat yang sehat, yakni 82,0%.

Pada semester pertama 2022, CASA UUS tumbuh signifikan 43,7% menjadi Rp11,91 triliun dari Rp8,29 triliun pada periode tahun lalu. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan dengan biaya rendah.

UUS tetap mengambil langkah konservatif untuk menjaga kualitas aset dengan meningkatkan level pencadangan untuk portofolio tertentu. Hal ini berdampak pada penurunan PBT UUS menjadi Rp124 miliar pada semester pertama 2022 dari Rp294 miliar pada periode tahun lalu.

Dukungan Bank terhadap nasabah dan masyarakat

Pada bulan Ramadan lalu, UUS Maybank Indonesia menyalurkan bantuan kepada anak yatim dan dhuafa melalui kantor cabang Syariah di seluruh Indonesia. Ada pun penyaluran bantuan tersebut bersumber dari dana kebajikan yang dikelola UUS dan menargetkan lebih dari 2.000 penerima manfaat.

Dalam memperingati Hari Bumi di bulan April, Maybank Indonesia melaksanakan kegiatan corporate responsibility bekerjasama dengan Yayasan Alam Sehat Lestari (ASRI). Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung upaya Pemerintah terkait konservasi hutan lindung melalui program penghijauan di Kalimantan Barat, serta memberikan dukungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat sebagai insentif atas upaya konservasi hutan lindung.

Sebagai bagian dari komitmen Bank dalam mendukung inklusi keuangan serta kemandirian ekonomi, Maybank Indonesia melanjutkan program pelatihan kewirausahaan, Reach, Independence & Sustainable Entrepreneurship (RISE) 2.0 bagi komunitas difabel. Sepanjang 2022, program ini telah melatih lebih dari 800 peserta di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Sejak program ini diperkenalkan pada 2016, RISE 2.0 telah melatih lebih dari 6.800 peserta pada akhir paruh pertama tahun 2022. Program ini bertujuan untuk melatih hingga 7.500 peserta pada tahun 2023.

Kemudian, pada semester pertama 2022, Maybank Indonesia telah meraih sejumlah penghargaan di antaranya, 'Asia Top 15 In-House Teams 2022' dari Asian Legal Business (ALB), 'Best Retail Bank for Digital CX – Indonesia' dari Digital Banker, dan 'Best Responsibility of the Board' pada acara Penghargaan Tata Kelola Perusahaan IICD ke-13 dari Indonesia Institute for Corporate Directorship (IICD). Selain itu, Bank juga mendapatkan penghargaan 'Digital Banking Awards 2022' dari Majalah Investor.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria mengatakan, “Kami bersyukur melihat pertumbuhan Bank yang kuat di tengah momentum pasar yang kembali bergairah pada semester pertama 2022. Selain itu, kami bangga terhadap kinerja kredit Bank yang telah bertumbuh di sebagian besar segmen. Kami akan terus menerapkan strategi dan inisiatif untuk menjaga pertumbuhan jangka panjang pada portofolio kredit Bank.”

“Menyikapi ketidakpastian yang disebabkan oleh keadaan geopolitik dan perkembangan pasar belakangan ini, kami akan senantiasa berhati-hati dalam menjalankan bisnis Bank, serta mempersiapkan berbagai langkah preventif untuk menjaga kualitas aset serta risk posture yang diperlukan untuk menghadapi potensi ancaman global. Kami akan melanjutkan upaya untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial dan tata kelola dalam setiap kegiatan bisnis kami, sejalan dengan misi, Humanising Financial Services.”

Group President dan Chief Executive Officer Maybank, Dato' Khairussaleh Ramli mengatakan, “Di tengah tekanan pasar yang sedang berlangsung, Maybank Indonesia kembali mencetak kinerja positif yang membanggakan pada semester pertama 2022. Kinerja positif yang berhasil ditorehkan oleh Bank semakin mempertegas kemampuan Maybank Indonesia untuk dapat menangkap berbagai peluang bisnis. Didukung fundamental yang kuat, dan manajemen risiko yang efektif, kami yakin Maybank Indonesia akan mampu menghadapi kondisi ekonomi yang menantang di kuartal selanjutnya.”

“Merupakan suatu kehormatan untuk dapat kembali bergabung bersama Grup Maybank dan menjadi bagian dari Maybank Indonesia. Dengan pengalaman bersama Maybank Indonesia di masa lalu, saya berharap untuk dapat bekerjasama serta bersinergi dengan seluruh jajaran Bank dalam menjalankan strategi pertumbuhan jangka panjang untuk kesuksesan Maybank Indonesia di masa mendatang.”


Anak Perusahaan

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)

Maybank Finance mencatat pertumbuhan positif pada PBT, yang meningkat 19,0% menjadi Rp272 miliar dari Rp229 miliar pada periode tahun lalu, seiring dengan pertumbuhan pembiayaan kendaraan roda empat.

Total pembiayaan tumbuh 4,1% menjadi Rp5,97 triliun dari Rp5,74 triliun pada periode tahun lalu, dengan NPL membaik menjadi 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada Juni 2022 dari 0,7% (gross) dan 0,3% (net) pada Juni 2021.

PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM)

Pada semester pertama 2022, WOM mencatat PBT sebesar Rp112 miliar, naik 76,6% dari Rp63 miliar pada periode tahun lalu, didukung meningkatnya daya beli masyarakat, sehingga mendorong pembiayaan kendaraan roda dua.

Total pembiayaan WOM tumbuh 8,7% menjadi Rp4,62 triliun dari Rp4,26 triliun pada periode tahun lalu. Rasio NPL WOM tercatat 1,7% (gross) dan 0,7% (net) pada Juni 2022 dari 2,2% (gross) dan 1,0% (net) pada Juni 2021.

********************

Catatan untuk Editor

Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui M2U (App dan Web), M2E untuk nasabah korporasi dan berbagai saluran lainnya.

Per Juni 2022, Maybank Indonesia memiliki 354 cabang termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia dan satu cabang luar negeri (Mumbai, India), 22 Mobil Kas Keliling dan 986 ATM yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei. Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp111,66 triliun dan memiliki total aset senilai Rp167,33 triliun pada akhir Juni 2022.


Untuk informasi lebih lanjut:
Tommy Hersyaputera
Head, Corporate & Brand Communications
Email: ccommunications@maybank.co.id          
Telp: +6221 2922-8888