21 Oktober 2024

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 3,18% didorong oleh sektor teknologi dan sektor konsumen non-siklikal yang masing-masing menyumbang 5,81% dan 4,02% terhadap indeks. Namun investor asing malah melakukan aksi jual sebesar Rp1,34 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham TLKM, BBCA, BMRI, SMGR, dan BBNI.

Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuannya seperti yang diperkirakan, dengan stabilitas mata uang dan inflasi yang masih dalam batas target. Minggu ini, pasar ekuitas Indonesia menunjukkan penguatan yang signifikan, didorong oleh peningkatan arus masuk modal asing. Berita terkait rumor penghapusan pajak properti lokal sebesar 16%, serta rencana pembangunan tiga juta rumah sosial, menjadi katalis positif untuk sektor properti. Selain itu, prospek keberlanjutan kebijakan fiskal juga didukung oleh spekulasi bahwa Sri Mulyani akan tetap menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam kabinet baru. Hal ini memberikan rasa percaya diri bagi investor asing, yang menilai bahwa stabilitas kebijakan akan tetap terjaga di bawah pemerintahan baru.

Dalam konteks rotasi portofolio, kekhawatiran muncul terkait potensi rotasi modal ke Tiongkok karena sentimen yang terus membaik. Bobot Indonesia dalam MSCI Emerging Market Index yang relatif kecil, di bawah 2%, membuat Indonesia rentan terhadap perubahan arus modal global. Meskipun arus masuk ke saham Indonesia meningkat, tercatat hanya $3,048 miliar YTD, angka ini masih jauh di bawah pasar saham besar lainnya. Namun, dengan siklus pelonggaran kebijakan moneter yang sedang berlangsung dan premi risiko yang semakin menarik di pasar berkembang, arus modal dari pasar uang AS yang besar (senilai $6,47 triliun) berpotensi mulai bergeser ke aset pasar berkembang, termasuk Indonesia. Kinerja historis menunjukkan korelasi yang kuat antara pergerakan pasar saham Tiongkok dan Indonesia, dengan rata-rata IHSG mencatat kenaikan sebesar 35% ketika Tiongkok berkinerja di atas 20% dalam setahun.

Amerika

Ekonomi Amerika Serikat terus menunjukkan ketahanan yang kuat, ditandai dengan penjualan ritel bulanan yang melebihi ekspektasi serta penurunan klaim pengangguran mingguan, yang sebelumnya sempat melonjak akibat dampak Badai Helene dan Milton. Hal ini memberikan gambaran bahwa sektor konsumen AS masih cukup tangguh, meskipun ada tekanan dari faktor eksternal. Di Eropa, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk memangkas suku bunga, sesuai dengan ekspektasi pasar, karena inflasi tahunan berakhir lebih rendah dari yang diharapkan. Selain itu, tingkat pengangguran yang lebih rendah dari perkiraan turut mendukung sentimen positif terhadap perekonomian di kawasan tersebut. Khususnya di Jerman, tingkat kepercayaan terhadap pemulihan ekonomi semakin meningkat karena tren inflasi yang terlihat positif, meskipun harga grosir tahunan turun lebih rendah dari ekspektasi.

Asia Pasifik

Di Jepang, inflasi tahunan menunjukkan penurunan, namun neraca perdagangan negara tersebut membaik dibandingkan bulan sebelumnya, menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan meskipun tantangan ekonomi global masih ada. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal ketiga sedikit lebih baik dari ekspektasi, meskipun ini adalah laju pertumbuhan terendah dalam tiga tahun terakhir. Data ini tetap memberikan harapan bahwa ekonomi Tiongkok masih memiliki potensi untuk bangkit, terutama dengan berbagai stimulus yang diumumkan oleh pemerintah dan bank sentral Tiongkok.

Investor global juga mencermati perkembangan di Tiongkok, di mana meskipun pertumbuhan ekonomi melambat, data yang lebih baik dari ekspektasi memberikan sedikit angin segar. Bank Sentral Tiongkok (PBoC) juga mengumumkan sejumlah fasilitas likuiditas baru, termasuk program pembelian kembali saham dan swap likuiditas untuk institusi, yang bertujuan untuk mendorong pasar saham. Langkah ini memberikan optimisme bahwa pemerintah Tiongkok berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan 5% pada 2024, meskipun masih banyak ketidakpastian terkait implementasi lebih lanjut dari kebijakan tersebut.

 

Sumber : Refinitiv

 

 

Data Makro

Kalender Ekonomi

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,05% 5,11%
Inflasi ID 1,84% 2,12%
Suku Bunga ID 6% 6%
Pengangguran ID 4,82% 5,32%
Neraca Dagang ID $3,26 Bio $2,89 Bio

 

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
21 Oktober CN – Interest Rate 3,65% 3,85%
24 Oktober US – Initial Jobless Claim 245k 241k

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
15 Oktober ID – Trade Balance $3,26 Bio $2,78 Bio $2,89 Bio
16 Oktober ID – Interest Rate 6% 5,75% 6%
17 Oktober US – Retail Sales 0,4% 0,3% 0,1%
US – Initial Jobless Claim 241k 260k 258k
18 Oktober CN – GDP Growth Rate q/q 0,9% 1,2% 0,7%
CN – GDP Growth Rate y/y 4,6% 4,6% 4,7%
CN – Retail Sales y/y 3,2% 2,4% 2,1%
CN – Unemployment Rate 5,1% 5,3% 5,3%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 1,54% 3,33% 3,46% -0,33% 9,21%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 0,94% 4,49% 4,55% 3,92% 9,58%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 1,19% 4,92% 4,32% 1,45% 10,06%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 0,59% 3,65% 3,25% 3,07% 7,15%
Fixed Income Schroder USD Bond 0,90% 4,16% 4,23% 3,33% 7,94%
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 1,05% 1,06% 5,69% 12,43%  
Technology Equity Batavia Global ESG Sharia Equity USD 0,32% 4,52% 3,46% 6,84% 14,07%
China Equity BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 14,07% 10,64% 14,41% 10,20% 7,37%
G20 Equity BRI G20 Sharia Equity Dollar 0,76% -1,38% 2,19% 9,77% 18,83%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A 11,47% 3,55% 6,46% 4,92% 6,06%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,87% 2,27% 1,14% 1,05% 1,84%
Fixed Income BNP Paribas Prima II kelas RK1 1,03% 3,45% 3,23% 3,84% 5,92%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 0,74% 2,76% 2,15% 2,08% 5,23%
Fixed Income Maybank Obligasi Syariah Negara 0,88% 1,54% 1,62% 1,84%
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II -1,90% 0,66% 0,48% -1,27% 0,88%
Medium To High All Cap Equity Allianz Alpha Sector Rotation 2,21% 10,55% 0,08% 4,90% 2,09%
SMC Batavia Dana Saham Optimal 3,26% 10,13% 1,78% 3,39% 3,54%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 1,30% 7,51% -0,54% 2,92% 2,38%
All Cap Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A 2,95% 10,36% 2,46% 9,04% 5,31%
Index Fund Equity Maybank Financial Infobank15 Index 0,11% 10,72% -4,82%    
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi Plus 2,20% 7,49% 0,11% 3,44% 2,74%
Index Index Harga Saham Gabungan -1,86% 6,57% 3,28% 3,51% 8,47%

*= NAV 30 September 2024

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.