11 November 2024
Sepekan terakhir IHSG mengalami pelemahan sebesar 2,91% didorong oleh sektor teknologi dan sektor properti yang masing-masing menyumbang -5,27% dan -3,91% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi jual sebesar Rp3,11 triliun yang didominasi oleh penjualan pada saham BBRI, BMRI, BBCA, TLKM dan BBNI.
Di Indonesia, pertumbuhan PDB tahunan tercatat moderat dan sedikit di bawah ekspektasi, meskipun terdapat peningkatan cadangan devisa yang mencapai rekor tertinggi baru. Presiden terpilih Prabowo Subianto menunjukkan komitmen terhadap kebijakan pro-pertumbuhan, yang menambah optimisme bagi prospek ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dalam kondisi volatilitas saat ini, investor disarankan untuk melakukan diversifikasi aset sebagai strategi utama, dengan potensi reli di pasar ekuitas yang tidak boleh diabaikan.
Pemilihan presiden AS minggu ini menunjukkan kemenangan Partai Republik, dengan pasar telah mengantisipasi kemungkinan skenario "Red Sweep." Kemenangan ini membawa ekspektasi bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi Trump akan diterapkan dengan lebih leluasa, termasuk pengetatan imigrasi dan tarif impor, khususnya untuk barang dari Tiongkok. Kenaikan imbal hasil Treasury sekitar 70 bps mencerminkan kekhawatiran akan defisit fiskal yang lebih besar, di mana proyeksi saat ini menunjukkan defisit dapat bertambah hingga $7,5 triliun dalam satu dekade. Ini menandakan kemungkinan bahwa inflasi akan memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai target Fed, menggeser ekspektasi penurunan suku bunga yang lebih lambat. Ketua Fed Powell tetap mempertahankan independensi kebijakan dari tekanan politik, bahkan ketika data ekonomi AS terus mendukung potensi soft landing.
Tiongkok mencatat peningkatan yang signifikan dalam neraca perdagangan, dengan ekspor naik melebihi ekspektasi, sementara impor turun lebih dari yang diperkirakan. Akibatnya, surplus perdagangan Tiongkok mencapai titik tertinggi dalam empat bulan terakhir, memberikan dorongan pada stabilitas ekonomi negara tersebut. Kondisi ini mencerminkan ketahanan sektor perdagangan Tiongkok meskipun menghadapi hambatan dari kebijakan tarif yang mungkin diterapkan AS di masa mendatang.
Sumber : Refinitiv
Data Makro
Kalender Ekonomi
Data Makro | Sekarang | Sebelumnya |
---|---|---|
PDB ID | 4,95% | 5,05% |
Inflasi ID | 1,71% | 1,84% |
Suku Bunga ID | 6% | 6% |
Pengangguran ID | 4,82% | 5,32% |
Neraca Dagang ID | $3,26 Bio | $2,89 Bio |
Minggu Ini | |||
---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
9 November | CN – Inflation Rate m/m | -0,1% | 0% |
CN – Inflation Rate y/y | 0,4% | 0,4% | |
13 November | US – Core Inflation m/m | 0,3% | 0,3% |
US – Core Inflation y/y | 3,3% | 3,3% | |
US – Inflation Rate m/m | 0,2% | 0,2% | |
US – Inflation Rate y/y | 2,6% | 2,4% | |
14 November | US – Initial Jobless Claim | 222k | 221k |
15 November | CN – Retail Sales y/y | 3,8% | 3,2% |
CN – Unemployment Rate | 5,1% | 5,1% | |
US - Retail Sales m/m | 0,3% | 0,4% | |
ID - Trade Balance | $3,3 Bio | $3,26 Bio |
Minggu Sebelumnya | ||||
---|---|---|---|---|
Tanggal | Indikator Ekonomi | Data Aktual | Data Konsensus | Data Sebelumnya |
5 November | ID – GDP Growth Rate q/q | 1,5% | 1,6% | 3,79% |
ID – GDP Growth Rate y/y | 4,95% | 5% | 5,05% | |
7 November | CN – Trade Balance | $95,27 Bio | $73,5 Bio | $81,71 Bio |
US – Initial Jobless Claim | 211k | 222k | 216k | |
8 November | US – Interest Rate | 4,75% | 4,75% | 5% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI USD | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana USD Nusantara | -2,61% | 1,50% | 3,67% | -2,93% | 8,21% |
Fixed Income | BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 | -1,90% | 1,52% | 4,65% | 1,94% | 8,39% | |
Fixed Income | BRI Melati Premium Dollar | -2,68% | 0,87% | 4,62% | -1,27% | 8,94% | |
Fixed Income | Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A | -1,77% | 0,77% | 3,27% | 1,24% | 5,01% | |
Fixed Income | Schroder USD Bond | -1,66% | 1,31% | 3,99% | 1,61% | 6,35% | |
Medium to High | Develop Market Equity | Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar | -1,75% | 0,58% | 7,74% | 10,71% | 22,19% |
Technology Equity | Batavia Global ESG Sharia Equity USD | -2,45% | 2,25% | 4,63% | 4,18% | 14,43% | |
China Equity | BNP Paribas Greater China Equity Syariah USD RK1 | -1,80% | 15,39% | 12,92% | 10,91% | 11,23% | |
G20 Equity | BRI G20 Sharia Equity Dollar | -2,24% | -2,17% | 3,30% | 7,24% | 19,97% | |
China Equity | Eastspring Syariah Greater China Equity USD A | -1,80% | 15,39% | 12,92% | 10,91% | 11,23% |
Produk Fokus
PROFIL RISIKO | ASSET CLASS | PRODUK INVESTASI | KINERJA* | ||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
DENOMINASI RUPIAH | 1 tahun | 1 bulan | 3 bulan | 6 bulan | YTD | ||
Low To Medium | Fixed Income | Ashmore Dana Obligasi Nusantara | -1,91% | 1,60% | 2,08% | -3,70% | 0,93% |
Fixed Income | BNP Paribas Obligasi Cemerlang | -1,69% | 0,35% | 1,93% | -1,06% | 1,74% | |
Fixed Income | Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A | -1,97% | -0,04% | 1,50% | 0,07% | 4,26% | |
Fixed Income | Maybank Obligasi Syariah Negara | -1,17% | 0,58% | 1,29% | 0,65% | 1,43% | |
Fixed Income | Schroder Dana Mantap Plus II | -1,22% | -1,48% | 0,95% | -2,47% | 1,01% | |
Medium To High | All Cap Equity | Allianz Alpha Sector Rotation | -0,26% | 6,21% | 5,44% | 4,63% | 8,19% |
SMC | Batavia Dana Saham Optimal | -1,52% | 4,07% | 5,02% | 1,82% | 6,55% | |
Big Cap Equity | BNP Paribas Pesona Syariah | -1,50% | 3,30% | 6,79% | 7,75% | 8,48% | |
All Cap Equity | Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A | -1,18% | 5,19% | 6,45% | 7,75% | 8,84% | |
Index Fund Equity | Maybank Financial Infobank15 Index | -2,40% | 4,27% | 1,70% | |||
All Cap Equity | Schroder Dana Prestasi | -2,46% | 3,05% | 2,64% | 1,71% | 5,43% | |
Index | Index Harga Saham Gabungan | 0,61% | 4,39% | 4,70% | 4,14% | 12,17% |
*= NAV 31 Oktober 2024
Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.
PT Bank Maybank Indonesia Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.