17 September 2024

Domestik

Sepekan terakhir IHSG mengalami penguatan sebesar 1,17% didorong oleh sektor teknologi dan sektor properti yang masing-masing menyumbang 16,85% dan 3,12% terhadap indeks. Investor asing juga melakukan aksi beli sebesar Rp3,12 triliun yang didominasi oleh pembelian pada saham BBCA, BMRI, BBNI, BRIS dan BREN.

Dari perspektif pasar saham, Indeks IHSG mencatat titik tertinggi baru, tetapi tidak semua saham mengikuti tren ini. Strategi pertumbuhan (Growth) telah terbukti lebih unggul dibandingkan strategi nilai (Value) dalam dekade terakhir. Data menunjukkan bahwa saham-saham Growth, meskipun cenderung diperdagangkan dengan valuasi yang lebih tinggi, telah memberikan imbal hasil yang lebih baik. Namun, ada fenomena di mana valuasi saham Growth telah mencapai level yang sangat ekstrem, dengan beberapa saham diperdagangkan pada rasio P/E yang jauh di atas estimasi P/E IHSG 2024.

Sejak pandemi Covid-19, investor ritel mendominasi perdagangan saham di Indonesia, dengan fokus pada saham-saham Growth yang sedang tren, sering kali mengabaikan valuasi fundamental. Sementara itu, investor institusi besar lebih memilih berinvestasi pada obligasi. Ketika pasar memasuki siklus yang lebih stabil, perhatian akan beralih kembali ke saham-saham Value yang lebih stabil dan memiliki fundamental yang kuat. Pengalaman menunjukkan bahwa banyak saham Growth yang melonjak tinggi selama beberapa tahun terakhir mengalami penurunan drastis, dengan beberapa bahkan ditangguhkan dari perdagangan.

Dalam jangka panjang, penting untuk fokus pada pengembalian yang berkelanjutan dan risiko yang terkendali, daripada mengejar keuntungan jangka pendek dengan risiko yang lebih tinggi. Kondisi pasar Indonesia tetap menarik untuk investasi ekuitas dan obligasi, didorong oleh arus masuk modal asing, meskipun dalam volume yang lebih lambat. Penurunan suku bunga yang diantisipasi minggu depan berpotensi menjadi

Amerika

Pasar AS minggu ini didorong oleh data inflasi utama yang lebih rendah dari perkiraan, meskipun inflasi inti bulanan sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan. Hal ini membawa optimisme baru ke pasar, dengan peluang pemotongan suku bunga sebesar 25 bps semakin menguat. Namun, ekspektasi terkait pertemuan kebijakan moneter selanjutnya masih terbagi, dengan beberapa pelaku pasar mengantisipasi pemotongan 50 bps, meskipun 25 bps tetap menjadi skenario yang lebih mungkin berdasarkan data CME terbaru.

Asia Pasifik

Tiongkok menunjukkan perbaikan yang lebih baik dari yang diantisipasi dalam neraca perdagangannya, dengan ekspor yang melonjak jauh lebih cepat daripada impor, meskipun inflasi tahunan mengalami peningkatan tipis. Jepang, di sisi lain, mencatat pemulihan pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua, meskipun gagal memenuhi ekspektasi pasar. Di Indonesia, data menunjukkan peningkatan kepercayaan konsumen dan pertumbuhan penjualan ritel yang lebih kuat, memberikan prospek yang lebih optimis bagi perekonomian domestik. lalu.

 

Sumber : Refinitiv

 

 

Data Makro

Kalender Ekonomi

Data Makro Sekarang Sebelumnya
PDB ID 5,05% 5,11%
Inflasi ID 2,12% 2,13%
Suku Bunga ID 6,25% 6,25%
Pengangguran ID 5,45% 5,86%
Neraca Dagang ID $0,47 Bio $2,39 Bio

 

Minggu Ini
Tanggal Indikator Ekonomi Data Konsensus Data Sebelumnya
17 September ID – Trade Balance $1,96 Bio $0,47 Bio
US – Retail Sales 0,2% 1%
18 September ID – Interest Rate 6,25% 6,25%
19 September US – Interest Rate 5,25% 5,5%
US – Initial Jobless Claim 230k 230k
20 September CN – Interest Rate 3,85% 3,85%

 

Minggu Sebelumnya
Tanggal Indikator Ekonomi Data Aktual Data Konsensus Data Sebelumnya
9 September CN – Inflation Rate 0,6% 0,5% 0,5%
ID – Consumer Confidence 124,4 123,6 123,4
10 September CN - Trade Balance $91,02 Bio $83,90 Bio $84,65 Bio
11 September US – Inflation Rate m/m 0,2% 0,2% 0,2%
US – Inflation Rate y/y 2,5% 2,6% 2,9%
US – Core Inflation m/m 0,3% 0,2% 0,2%
US – Core Inflation y/y 3,2% 3,2% 3,2%
14 September CN – House Price -4,9% - -4,9%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI USD 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Ashmore Dana USD Nusantara 2,15% 2,78% 3,16% -1,85% 4,05%
Fixed Income BNP Paribas Prima USD Kelas RK1 2,05% 4,31% 4,30% 2,96% 6,56%
Fixed Income BRI Melati Premium Dollar 1,96% 4,79% 3,84% 0,26% 5,41%
Fixed Income Eastspring Syariah Fixed Income USD – Kelas A 1,67% 3,44% 3,30% 2,46% 6,35%
Fixed Income Schroder USD Bond 1,81% 3,88% 3,82% 2,40% 6,08%
Medium to High Develop Market Equity Allianz High Dividend Global Sharia Equity Dollar 2,06% 1,55% 4,73% 10,27% NULL
Technology Equity Batavia Technology Sharia Equity USD 3,56% 2,12% 0,12% 12,11% 20,53%
Develop Market Equity BNP Paribas Cakra Syariah USD RK1 1,98% 4,96% 8,05% 13,70% 17,98%
G20 Equity BRI G20 Sharia Equity Dollar 0,44% -0,92% 1,86% 8,48% 13,69%
China Equity Eastspring Syariah Greater China Equity USD A -3,52% -5,71% -6,80% -7,15% -10,63%

 

Produk Fokus

PROFIL RISIKO ASSET CLASS PRODUK INVESTASI KINERJA*
DENOMINASI RUPIAH 1 tahun 1 bulan 3 bulan 6 bulan YTD
Low To Medium Fixed Income Batavia Dana Obligasi Ultima 0,62% 0,91% 0,07% 0,18% -0,15%
Fixed Income BNP Paribas Prima II kelas RK1 1,24% 2,19% 2,20% 2,77% 3,31%
Fixed Income Eastspring Investments IDR High Grade Kelas A 0,93% 1,45% 1,20% 1,34% 2,07%
Fixed Income Maybank Obligasi Syariah Negara 0,82% 1,03% 1,22% 0,95%  
Fixed Income Schroder Dana Mantap Plus II 1,43% 2,44% 0,10% 0,65% -1,99%
Medium To High All Cap Equity Allianz Alpha Sector Rotation 3,21% 11,22% -0,98% 2,64% -1,08%
SMC Batavia Disruptive Equity 2,12% 6,89% 0,09% 2,06% 2,02%
Big Cap Equity BNP Paribas Ekuitas 2,35% 9,45% -1,33% 1,61% 0,08%
All Cap Equity Eastspring Investment Alpha Navigator Kelas A 2,83% 10,84% 0,37% 5,92% 1,60%
Index Fund Equity Maybank Financial Infobank15 Index 4,59% 16,29% -0,16%    
All Cap Equity Schroder Dana Prestasi 2,38% 8,14% -1,54% 1,70% -1,98%
Index Index Harga Saham Gabungan 5,92% 9,05% 4,85% 5,47% 10,11%

*= NAV 30 Agustus 2024

Disclaimer

Informasi yang tercantum di atas diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan, namun demikian PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (untuk selanjutnya disebut “Bank”) tidak melakukan verifikasi secara tersendiri. Informasi-informasi ini seharusnya hanya digunakan sebagai alternatif sumber informasi dan bukan sebagai rekomendasi atau saran untuk pembelian efek, komoditas, atau produk investasi lainnya, atau untuk melakukan perjanjian investasi dan atau valuta asing. Bank tidak bertanggung jawab dan tidak menjamin isi, keakuratan, ataupun kelengkapan informasi maupun waktu atau menyatakan bahwa informasi ini dapat diandalkan dengan alasan apapun. Kinerja di masa lampau bukanlah merupakan cerminan kinerja yang akan datang. Siapapun yang berencana untuk berinvestasi harus mempertimbangkan investasi yang cocok dengan memperhatikan tujuan investasi tertentu, profil risiko, dan berkonsultasi dengan konsultan keuangan yang profesional. Investor harus menyadari bahwa merupakan tanggung jawab pribadinya untuk memperoleh pendapat hukum dan atau pendapat pajak terlebih dahulu mengenai konsekuensi hukum dan pajak atas transaksi investasinya. Dokumen ini hanya diperuntukkan untuk kalangan terbatas dan tidak untuk disebarluaskan, sedangkan informasi dan atau pandangan yang tertera dalam dokumen ini merupakan penilaian Bank semata untuk saat ini dimana hal tersebut dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk adalah Agen Penjual Efek Reksa Dana. Reksa Dana adalah produk pasar modal yang dikelola oleh Manajer Investasi dan bukan merupakan produk Bank, sehingga tidak dijamin oleh Bank serta tidak termasuk dalam cakupan obyek program penjaminan simpanan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan. Bank tidak bertanggung jawab atas kinerja maupun segala tuntutan serta risiko atas pengelolaan Reksa Dana.

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) & Bank Indonesia.