Maybank Indonesia Catat Laba Sebelum Pajak (PBT) Rp562 Miliar Pada Kuartal Pertama 2022, Didukung Pertumbuhan CASA dan Perbankan Digital

 

Ikhtisar Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Maret 2022.

 

(Angka yang dipaparkan di bawah ini adalah kinerja Bank pada kuartal I yang berakhir 31 Maret 2022, dibandingkan tiga bulan pertama 2021 (Y-o-Y), kecuali dinyatakan berbeda)

 

Ikhtisar pertumbuhan Kuartal I 2022 dibandingkan Kuartal I 2021

  • Laba sebelum pajak (PBT) tercatat naik 12,1% menjadi Rp562 miliar dari Rp501 miliar;
  • Fee-based income naik  4,9% menjadi Rp475 miliar sehubungan transaksi global market dan fee based income dari Anak Perusahaan;
  • Likuiditas Bank menguat dengan Giro dan Tabungan (CASA) tumbuh 4,1% menjadi Rp49,95 triliun dan rasio CASA tercatat 47,1% dari 41,0%;
  • Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank saja) tercatat 82,0%;
  • Posisi permodalan Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal (CAR) tercatat 26,5% dan total modal menjadi Rp27,94 triliun; ·      
  • Pertumbuhan Unit Usaha Syariah:
    1. Komposisi total aset UUS terhadap total aset Bank, tumbuh dari 20,7% menjadi 24,0%;
    2. Total Aset tumbuh 6,8% menjadi Rp38,33 triliun;
    3. CASA tumbuh signifikan sebesar 39,7% menjadi Rp11,76 triliun;
  • Pertumbuhan perbankan digital pada kuartal pertama 2022:
    1. Transaksi finansial nasabah perorangan melalui M2U naik 14,3% menjadi sekitar 4,1 juta transaksi;
    2. Transaksi finansial nasabah korporasi melalui M2E naik 91,1% menjadi lebih dari satu juta transaksi.

 

Jakarta, 27 April 2022

PT Bank Maybank Indonesia, Tbk. (Maybank Indonesia atau Bank) hari ini mengumumkan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir 31 Maret 2022 dengan Laba sebelum pajak (PBT) tercatat sebesar Rp562 miliar, naik 12,1% dari Rp501 miliar tahun lalu. Kinerja tersebut didukung oleh biaya provisi yang rendah, efisiensi biaya bunga dan biaya overhead yang terkendali, serta pertumbuhan pendapatan fee based yang kuat sehubungan dengan transaksi global market dan fee-based income dari Anak Perusahaan.

Net Interest Income (NII) atau Pendapatan Bunga Bersih tetap stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp1,75 triliun di tengah penurunan kredit Bank. Namun demikian Bank dapat meningkatkan Net Interest Margin (NIM), atau Marjin Bunga Bersih sebesar 45 basis poin menjadi 4,8% di kuartal pertama 2022, didukung biaya dana (cost of fund) yang rendah dan pertumbuhan CASA yang kuat.

Fee based income atau Pendapatan Non-Bunga naik 4,9% menjadi Rp475 miliar dari Rp453 miliar tahun lalu, utamanya didukung oleh pendapatan fee transaksi global market yang naik 46,0% menjadi Rp51 miliar dari Rp35 miliar tahun lalu serta fee –based income dari Anak Perusahaan.

Sejak 2020, Maybank Indonesia mengambil langkah konservatif dalam mencadangkan provisi pada portofolio di seluruh segmen bisnis yang terdampak kondisi ekonomi yang menantang. Pencadangan provisi juga dilakukan Bank pada 2022, khususnya bagi segmen pembiayaan syariah. Meskipun demikian, Bank mencatat biaya provisi turun sebesar 22,3% menjadi Rp212 miliar oleh karena upaya aktif Bank dalam menjalankan program restrukturisasi kredit, dan terus mendampingi debitur yang masih menghadapi tantangan untuk menjaga kualitas asetnya.

Bank mencatat rasio Non-Performing Loan (NPL) (Konsolidasian) menjadi 3,9% (gross) dan 2,8% (net)  pada Maret 2022, didukung penurunan saldo NPL menjadi 6,8%. Bank terus menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent banking) dan mempertahankan risk posture pada tingkat yang sehat untuk memastikan kualitas aset tetap terjaga.

Bank mampu mengendalikan biaya overhead yang tercatat sebesar Rp1,44 triliun. Bank tetap disiplin dalam menerapkan pengelolaan biaya berkelanjutan di seluruh organisasi dan pada kegiatan usahanya untuk memastikan agar setiap biaya yang dikeluarkan dapat berkontribusi bagi peningkatan pendapatan Bank.

Meskipun pemulihan ekonomi tetap berlangsung sejak akhir tahun 2021 lalu, Bank menghadapi tantangan laju pertumbuhan kredit di tengah kondisi bisnis dan perdagangan yang masih dalam tahap penyesuaian pasca pandemi Covid-19 selama dua tahun ke belakang, diikuti lonjakan kasus positif varian Omicron di kuartal pertama 2022.

Oleh karena kondisi tersebut, maka total kredit Bank menurun 2,2% menjadi Rp99,52 triliun dari Rp101,74 triliun tahun lalu. Kredit segmen Global Banking turun 3,4% menjadi Rp35,26 triliun dari Rp36,50 triliun, demikian juga kredit segmen Community Financial Services (CFS) yang terdiri dari kredit ritel dan non-ritel, turun 1,5%, disebabkan terutama oleh segmen CFS Non-Ritel yang turun 8,9%. Namun demikian, kredit segmen CFS Ritel masih dapat membukukan pertumbuhan positif sebesar 5,7% Y-o-Y dan tumbuh 1,9% Q-o-Q, dikontribusikan dari pertumbuhan pembiayaan properti.

Pembiayaan properti atau Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih terus bertumbuh secara konsisten sejak paruh kedua tahun 2021 dan terus menjadi motor penggerak pertumbuhan kredit di segmen CFS Ritel. Kredit KPR menyumbang pertumbuhan tertinggi kepada segmen CFS Ritel, sebesar 10,8% dengan total kredit yang tersalurkan mencapai Rp15,59 triliun dari Rp14,07 triliun tahun lalu.

Total simpanan nasabah turun 9,5% menjadi Rp105,98 triliun dari Rp117,07 triliun tahun lalu disebabkan, utamanya oleh simpanan berjangka (time deposits) yang turun 18,9% menjadi Rp56,03 triliun dari Rp69,08 triliun tahun lalu. Hal ini selaras dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan simpanan berbiaya murah, serta layanan perbankan digital untuk menghimpun simpanan nasabah.

Dengan demikian maka, CASA tumbuh 4,1% menjadi Rp49,95 triliun dari Rp47,99 triliun, terdiri dari tabungan dan giro yang masing-masing tumbuh 7,9% dan 1,1%. Pertumbuhan pada CASA tersebut, mendorong Rasio CASA Bank menjadi 47,1% pada Maret 2022, dibandingkan dengan 41,0% pada Maret 2021.

Posisi likuiditas Bank tetap kuat dengan rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit Ratio (LDR Bank saja) berada di posisi yang sehat, pada level 82,0%. Sementara, Rasio Kewajiban Pemenuhan Kecukupan Likuiditas/Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), tercatat 190,4% pada Maret 2022, berada di atas tingkat minimum yang diwajibkan regulator yakni sebesar 100%.

Posisi permodalan Bank tetap kuat dengan Rasio Kecukupan Modal/Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat 26,5% pada Maret 2022, dibandingkan 25,3% di Maret 2021. Total modal Bank tercatat naik menjadi Rp27,94 triliun pada Maret 2022 dari Rp26,87 triliun pada Maret 2021.

 Pertumbuhan Platform Digital

Di kuartal pertama 2022, Bank mencatat peningkatan transaksi melalui platform perbankan digital M2U sebesar 14,3% menjadi sekitar 4,1 juta transaksi dari 3,6 juta lebih transaksi tahun lalu. Demikian juga pertumbuhan nilai transaksi melalui M2U yang tercatat naik 23,0% menjadi Rp21,94 triliun, dari Rp17,84 triliun tahun lalu, serta hingga pertumbuhan akuisisi nasabah baru hingga 500% melalui platform digital tersebut.

Pertumbuhan transaksi maupun akuisisi nasabah yang signifikan melalui M2U telah menyumbang kepada pendanaan ritel digital sebesar 24,3% menjadi lebih dari Rp5,19 triliun.

Sementara, jumlah transaksi yang tercatat melalui M2E naik sebesar 91,1% menjadi lebih dari satu juta transaksi di kuartal pertama 2022. Ada pun nilai transaksi melalui M2E tumbuh 87,3% menjadi Rp179,41 triliun di kuartal pertama 2022, dari Rp95,79 triliun tahun lalu. Pertumbuhan akuisisi nasabah dan transaksi melalui M2E, telah berkontribusi kepada pertumbuhan pendanaan korporasi sebesar 9,0% menjadi Rp21,97 triliun.

Di kuartal pertama 2022, Maybank Indonesia telah meluncurkan beberapa fitur baru untuk meningkatkan layanan digital banking melalui fitur Digital Wealth pada M2U. Dengan fitur ini, nasabah dapat memantau dan mengelola seluruh portofolio keuangannya mulai dari simpanan, pinjaman, dan investasi serta mendukung nasabah dalam mengatur portofolio keuangannya melalui fitur Perencanaan Keuangan.

Kemudian, Maybank Indonesia juga meluncurkan fitur Switching Transaction, untuk memudahkan nasabah dalam mengelola portofolio Reksa Dana melalui M2U. Selain itu di M2U kini juga menyediakan fitur Foreign Currency Transfer Fund. Sesuai peraturan, nasabah dapat melakukan transaksi transfer dalam mata uang asing dengan nominal lebih dari USD 25.000, menggunakan dokumen transaksi underlying yang dapat diakses melalui M2U.

Unit Usaha Syariah

Laba operasional sebelum provisi Unit Usaha Syariah (UUS) Maybank  Indonesia, turun 6,6% menjadi Rp170 miliar disebabkan oleh penurunan pembiayaan, dan laba sebelum pajak (PBT) yang mengalami penurunan sebesar 51% menjadi Rp85 miliar, oleh karena pencadangan provisi meningkat.

Total aset tumbuh 6,8% menjadi Rp38,33 triliun dari Rp35,88 triliun, berkontribusi sebesar 24,0% kepada total aset konsolidasian Bank, tetapi aset pembiayaan Syariah mengalami penurunan sebesar 2,9% menjadi Rp24,56 triliun dari Rp25,29 triliun.

Di tengah pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung, Bank mengambil langkah konservatif untuk meningkatkan level pencadangan, khususnya pada portofolio terpilih sehingga dengan demikian, laba sebelum pajak UUS turun menjadi Rp85 miliar pada kuartal pertama 2022 dari Rp173 miliar tahun lalu.

Non Performing Financing (NPF) menjadi 4,0% (gross) pada kuartal pertama 2022 dari 3,6% (gross) tahun lalu disebabkan oleh penurunan pada total pembiayaan UUS. Financing-to-Deposit Ratio (FDR) menjadi 84,3%.

CASA UUS tumbuh signifikan sebesar 39,7% menjadi Rp11,76 triliun di kuartal pertama 2022 dari Rp8,42 triliun tahun lalu. Hal ini sejalan dengan strategi Bank untuk memperkuat likuiditas dengan mengoptimalkan pendanaan yang efisien dan didukung upaya peningkatan basis nasabah melalui platform digital M2U.

Dukungan Bank terhadap nasabah dan masyarakat

Maybank Indonesia berkomitmen dalam mendukung langkah Pemerintah terkait inklusi keuangan serta kemandirian secara ekonomi, dengan menjangkau komunitas difabel dan marginal di Indonesia. Di kuartal pertama 2022, Bank kembali menggelar pelatihan kewirausahaan melalui program Reach Independence & Sustainable Entrepreneurship (RISE) 2.0 secara daring dan telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 270 peserta dari Jawa, Riau dan Jambi. Sejak program ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2016, RISE 2.0 telah memberikan pelatihan kepada lebih dari 6.400 peserta pada akhir kuartal pertama 2022 dan akan selesai digelar pada tahun 2023 dengan menargetkan sebanyak 7.500 peserta program.

Pada Februari 2022, UUS Maybank Indonesia bersama dengan Dompet Dhuafa telah melakukan kerja sama dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat melalui program ‘Air untuk Kehidupan’ di beberapa wilayah di Kecamatan Kadisobo, Gunung Kidul. Bantuan ini direalisasikan melalui dana kebajikan nasabah yang dikelola oleh UUS Maybank Indonesia. Penyediaan air bersih merupakan hal yang sangat dibutuhkan, terutama di musim kemarau, sehingga program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar warga akan air serta dapat mendukung perekonomian setempat.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan, “Kami memulai tahun 2022 dengan optimisme setelah dua tahun masa-masa yang penuh tantangan. Di kuartal pertama tahun ini, kami melihat tren positif terhadap laba Bank, didukung oleh upaya dalam mengelola biaya di seluruh lini bisnis, disertai pertumbuhan fee dan kredit ritel. Kami akan melanjutkan strategi dan inisiatif untuk mendukung pertumbuhan kredit dan memperkuat basis nasabah melalui akuisisi, serta fundamental Bank. Melalui serangkaian solusi keuangan maupun layanan perbankan digital kami, diharapkan dapat menjawab kebutuhan nasabah dan masyarakat selaras dengan misi Bank, Humanising Financial Services.”

“Tahun ini, kami juga akan terus fokus pada upaya transformasi digital dan membangun bisnis yang berkelanjutan, dengan memanfaatkan platform digital untuk terus berkembang dan mengintegrasikan seluruh aspek layanan Bank dalam memenuhi kebutuhan berbagai nasabah kami,” pungkas Taswin.

Sehubungan dengan pengunduran diri Presiden Komisaris Maybank Indonesia, Dato’ Sri Abdul Farid Alias, Taswin menambahkan, “Mewakili seluruh Manajemen dan karyawan Maybank Indonesia, kami mengucapkan terima kasih kepada Dato' Sri Abdul Farid Alias atas kepemimpinan dan dedikasi yang telah diberikan, khususnya dalam memimpin proses transformasi serta mendorong inovasi di seluruh organisasi Maybank Indonesia. Di saat yang sama kami akan terus melanjutkan upaya dalam menyediakan solusi dan pengalaman perbankan bagi nasabah, sekaligus memperkokoh fondasi keberlanjutan bisnis Maybank Indonesia. Kami berharap Dato' Sri Abdul Farid Alias senantiasa sukses dalam perjalanan karir selanjutnya.”

Presiden Komisaris Maybank Indonesia Dato’ Sri Abdul Farid Alias mengatakan, “Saya bangga dengan kinerja positif yang berhasil diraih oleh Maybank Indonesia di awal tahun 2022 dan berharap agar momentum ini dapat terus mendorong Bank untuk melanjutkan perjalanan bisnis dan strateginya di kuartal berikutnya. Selanjutnya, saya juga meyakini bahwa Maybank Indonesia akan mampu bernavigasi di tengah berlangsungnya fase pemulihan untuk membukukan pertumbuhan aset, didukung oleh fundamental Bank yang kuat serta manajemen risiko yang efektif.”

“Saya berharap Maybank Indonesia dapat terus melanjutkan perjalanan dalam membangun fondasi keberlanjutan bisnis yang lebih kuat di Indonesia,” tutup Dato’ Sri Abdul Farid Alias.

Anak Perusahaan

PT Maybank Indonesia Finance (Maybank Finance)

Maybank Finance mencatat pertumbuhan Laba sebelum pajak (PBT) sebesar 29,5% menjadi  Rp137 miliar, dari Rp106 miliar tahun lalu, di tengah  pertumbuhan pasar kendaraan roda empat yang sedang berlangsung.

Total pembiayaan kendaraan roda empat tumbuh 8,6% menjadi Rp6,01 triliun, dari Rp5,54 triliun tahun lalu. NPL Maybank Finance membaik, menjadi 0,2% (gross) dan 0,1% (net) pada Maret 2022, dibandingkan dengan 0,4% (gross) dan 0,2% (net) tahun lalu.

PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. (WOM) 

Pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung telah mendorong pembiayaan kendaraan bermotor roda dua. Hal ini tercermin pada pembiayaan WOM yang tumbuh 8,3% menjadi Rp4,61 triliun di kuartal pertama 2022.  WOM mencatat pertumbuhan Laba sebelum pajak (PBT) sebesar 20,0% menjadi Rp37 miliar dari Rp31 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Tingkat NPL WOM juga membaik, berada pada 1,5% (gross) dan 0,6% (net) pada Maret 2022, dari 2,5% (gross) dan 1,2% (net) tahun lalu.

********************

Catatan untuk Editor

Maybank Indonesia merupakan salah satu bank terkemuka di Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional Grup Maybank. Maybank Indonesia menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individu maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global, serta pembiayaan otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus mengembangkan layanan dan kapasitas Digital Banking melalui M2U App, M2U (App dan Web), M2E untuk nasabah korporasi dan berbagai saluran lainnya.

Per Maret 2022, Maybank Indonesia memiliki 355 cabang termasuk cabang Syariah yang tersebar di Indonesia dan satu cabang luar negeri (Mumbai, India), 22 Mobil Kas Keliling dan 998 ATM yang terkoneksi dengan lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA, ALTO, CIRRUS, dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura, Malaysia dan Brunei.  Maybank Indonesia mengelola simpanan nasabah sebesar Rp105,98 triliun dan memiliki total aset senilai Rp159,75 triliun pada akhir Maret 2022.

 

Untuk informasi lebih lanjut:
Tommy Hersyaputera
Head, Corporate & Brand Communications
Email: ccommunications@maybank.co.id
Telp: +6221 2922-8888